Mohon tunggu...
Herman Seran
Herman Seran Mohon Tunggu... Petani - Petani

Pekerja swasta yang menulis sebagai hobi dengan ketertarikan multispektrum. Konsentrasi khusus pada valuasi projek, manajemen organisasi, pemberdayaan masyarakat, komunikasi dan negosiasi strategis dan ekonomi ekstraktif.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Derita Sekalipun, Masih Lebih Baik bersama Allah

27 Maret 2022   13:51 Diperbarui: 28 Maret 2022   03:41 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Benturan hidup ketika  mengambil jarak dari Allah jika disadari akan menuntun pada kesimpulan: masih lebih baik di rumah Allah. Hidup di luar Allah memakan makanan babi pun tak dipantaskan. Karena itu, keputusan untuk kembali kepada Allah adalah keputusan yang paling tepat dan bijaksana, paling rasional. Siapa yang mau menderita di luar sana? 

Kita dapat memaklumi mengapa anak sulung mencak-mencak. Ia belum pernah tinggal terpisah dari Allah. Ia belum pernah tahu betapa menderitanya tidak bersama Allah. Ketika kita telah mengalami di luar Allah adalah derita, kita akan mensyukuri apapun yang kita dapatkan dalam hidup, sepahit apapun itu. Karena di luar Allah jauh lebih menggetirkan lagi.

Kehendak bebas untuk memilih bersama atau terpisah dari Allah adalah metode yang disiapkan Allah kepada manusia untuk melakukan verifikasi pengalaman hidupnya. Setiap mereka yang pernah jauh dariNya akan menyadari bahwa tak ada yang lebih baik daripada tinggal di rumah Allah. Karena Dialah kerinduan terdalam setiap hati kita. Allah adalah jawaban dari semua pencarian kita: Bahagia! 

Tak ada kebahagiaan sejati dan paripurna di luar Allah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun