Mohon tunggu...
Herman Seran
Herman Seran Mohon Tunggu... Petani - Petani

Pekerja swasta yang menulis sebagai hobi dengan ketertarikan multispektrum. Konsentrasi khusus pada valuasi projek, manajemen organisasi, pemberdayaan masyarakat, komunikasi dan negosiasi strategis dan ekonomi ekstraktif.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Karantina Geografis Covid-19 untuk NTT

24 Maret 2020   19:34 Diperbarui: 25 Maret 2020   05:55 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kerumunan massa. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Kebijakan ini akan menjadi lebih efektif kalau ada pengendalian terhadap pihak luar, termasuk sektor privat yang masuk dari luar daerah. Pengalaman China menegaskan bahwa pencegahan dan pengendalian COVID-19 harus ditempatkan sangat penting (lih. Panduan Menghadapi Virus Corona Model RRC, Bab IV, hal 41). 

Pernyataan ini menjadi referensi yang krusial bagi Indonesia, khususnya NTT yang memiliki infrastruktur dan perlindungan kesehatan yang tidak memadai. Adagium lebih baik mencegah daripada mengobati tak pernah lekang terutama dalam situasi kita saat ini.

Kesimpulannya, NTT sebagai provinsi kepulauan yang memiliki keunggulan geographical barrier, jika dimanfaatkan dengan baik akan menjadi kekuatan untuk memerangi penyebaran COVID-19. Island Based Lockdown adalah strategi yang efektif bagi NTT, mengingat belum ada kasus COVID-19 yang dilaporkan di NTT. 

Geographical quarantine menghambat laju penyebaran virus Corona tetapi tidak mematikan perputaran ekonomi setempat terutama para pekerja serabutan. 

Pengetatan screening dan karantina di pintu-pintu masuk utama sangatlah krusial, seraya mengurangi resiko penyebaran yang dibawa oleh penyintas lewat jalur-jalur unregulated dengan menerapkan wajib lapor dengan konsekuensi hukum yang diperberat. 

Kita berharap bahwa penerapan Island Based Lockdown mampu menjaga NTT dari serangan COVID-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun