Mohon tunggu...
Herlin Variani
Herlin Variani Mohon Tunggu... Guru - Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Motivator generasi milenial, Guru

Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Motivator generasi milenial, Guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Matematika? Keciiiilllll.....

16 Agustus 2021   06:13 Diperbarui: 16 Agustus 2021   06:18 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidaaakkk..."Jawaban ini mendominasi. Hingga suara beberapa siswa yang memberi jawaban sebaliknya tak terdengar.

"Oke. Sekarang ekspresikan ketidaksukaan kalian padanya sembari meneriakkan kalahkan, taklukkan. Aku bisa." Suara sang guru kembali menggelegar.

Suasana kelas kembali riuh. Bola-bola kertas berterbangan bak muntahan peluru mendarat dengan pasti mengenai huruf-huruf yang memenuhi papan tulis.

"Kalahkan dia. Taklukkan dia." Teriak si guru menyemangati para siswa yang sedang meluapkan kemarahan mereka.

Dalam hitungan detik, tulisan MATEMATIKA super besar di papan tulis sudah tak berbentuk. Sampah berserakan tak karuan. Peluru kertas habis, siswa kembali diminta duduk tenang.

Dokpri. Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat
Dokpri. Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat
Siswa diinstruksikan menarik nafas perlahan. Terlihat wajah mereka begitu ceria dan sumringah. Setelah suasana tenang kembali, dengan kompak warga kelas membersihkan kelas yang berantakan.Begitu pun dengan gurunya. Karena bu guru juga ikut berkonstribusi melempari tulisannya sendiri.

Pemandangan yang sungguh terlihat konyol. Aktivitas pembelajaran tak biasa itu mengundang kehadiran kepala sekolah. Beliau tertawa terkekeh menyaksikan ulah guru muda di sekolah yang dipimpinnya.

Namun itu baru awalnya saja. Pada pertemuan berikutnya tebangun sebuah komitmen, setiap kali tiba jam pelajaran matematika, seluruh warga kelas meneriakkan kata "keciiilll..."

Sang guru juga memberi izin pada siswa untuk tidak menyukai matematika. Tapi tak boleh menakuti.

Karena manusia makhluk terbaik yang Allah ciptakan. Mereka pemimpin. Bukan makhluk yang layak dijajah oleh rasa takut. Apalagi hanya ketakutan pada hal kecil serupa matematika.

Siswa diizinkan untuk tak ahli matematika. Tak mesti meraih nilai seratus. Sebatas KKM cukuplah. Agar nanti bisa lulus dan bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun