Mohon tunggu...
Herlina Hesti
Herlina Hesti Mohon Tunggu... Guru - Fasilitator

Less is more

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Tips Mengajarkan Anak Mengatasi Tindakan Kekerasan, Orangtua Wajib Tahu

23 September 2023   05:08 Diperbarui: 23 September 2023   19:41 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bullying adalah kata-kata yang sering kita dengar bahkan sering kita lihat, atau mungkin, jangan-jangan kamu pernah megalami hal tersebut. Lalu bagaimana perasaan kamu ketika sering dibully? Orang yang dibully biasanya mengalami hal-hal yang berdampak buruk seperti rasa takut, cemas, depresi, dan hal negatif lainnya.

Orang yang membully biasanya punya antena yang tinggi, maka mereka bisa mengenal siapa yang gampang dibully. Orang-orang yang menjadi target pembully biasanya anak yang lembut, anak yang kelihatannya lugu, anak yang lemah, dan ciri-riri lain yang sejenisnya. Maka pembully tidak akan membully dengan orang yang sama-sama kuat. Jadi mereka memang sudah punya target atau objek yang akan menjadi korban.

Anak yang suka membully biasanya anak yang patah hati, anak yang bermasalah. Mereka biasanya adalah anak-anak yang menjadi korban bully di rumah, minimal mereka sering dibully secara verbal atau kata-kata. Sehingga mereka melempiaskan melalui teman-temannya yang dianggap lemah. Selain melempiaskan emosinya, mereka juga meniru apa yang telah mereka alami.

Maka dari itu, sebagai orang tua kita harus tahu bagaimana cara membesarkan anak kita dengan mendidiknya menjadi pribadi yang punya harga diri, punya konsep diri yang bagus, dan kemampuan berpikir kritis, selain itu anak-anak juga perlu dilatih keterampilan fisik, agar kelak bisa membela dirinya.

Dalam mengatasi bully, terkadang orang tua mengajarkan atau mempengaruhi anaknya untuk membalas kembali tindakan bully yang dialaminya. Hal tersebut merupakan sesuatu yang kurang tepat, karena secara tidak langsung orang tua sudah mengajarkan anak untuk kedepannya dia bekerja dengan emosi dan tidak dengan kemampuan berpikir.

Maka solusi terbaik yang harus ditangani orang tua terhadap anak yang menjadi korban bully adalah, membantu anak untuk menyelesaikan dulu urusan emosinya. Misalnya "ya ampun, kamu sakit ya nak, apa yang kamu rasakan," minta pendapatnya untuk berpikir dengan waras "menurut kamu, bagaimana baiknya kalau kamu diperlakukan seperti itu?"

Ajarkan anak untuk berkomunikasi dengan pembully alasan kenapa memukul atau semacamnya. Ajarkan kepada anak jangan sampai mengekspresikan marah dengan tindakan fisik, tapi harus dengan kata-kata, karena dengan kata-kata pembully bisa tersadarkan.

Jika memang tidak bisa dilakukan dengan kata-kata, anak bisa bertindak untuk membela dirinya, dalam membela dirinya, ada beberapa proses yang harus ditanamkan kepada anak. Ajarkan kepada anak untuk berpikir, "kenapa dia memukul, menurut kamu kira-kira dia mendapat pukulan dari mana, jangan-jangan dia suka dipukul di rumahnya" semuanya harus menggunakan kalimat bertanya, supaya nanti anak mempunyai kemampuan analisa saat dia menghadapi masalah.

Pada anak kita, kita bisa ajarkan untuk lebih tenang, karena dia mendapatkan orang tua yang baik, dia mendapatkan rasa aman di rumah, punya rasa percaya diri, diterima, dan diajak berpikir.

Sebagai orang tua jika anak melapor bahwa dia dibully, kita tidak harus pergi ke anak yang membully dan marah-marah. Karena akan melibatkan orang tua dengan orang tua, dan anak tidak mendapatkan pembelajaran apa-apa dari masalah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun