Ilustrasi mencintai diri sendiri. (sumber: pixabay.com/gerald)
Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita pernah mengucapkan kata terimakasih kepada orang lain tentunya karena telah melakukan sesuatu yang baik untuk kita.Â
Tapi pernah atau tidak kamu berpikir untuk mengucapkan terimakasih kepada dirimu sendiri? "Terimakasih ya, wahai diriku, karena..." Sampaikan apa yang ingin kamu ucapkan terimakasih kepada diri kamu sendiri.
Dalam hidup tentunya semua orang ingin mendapatkan semangat, tapi sayangnya untuk bisa semangat kayanya tidak segampang teori yang kita pelajari.Â
Mungkin diantara kamu pernah merasakan semangat, tapi tiba-tiba dalam waktu dekat pudar lagi, sedih lagi, mellow lagi, pernah ya?
Alasan kamu tidak semangat penyebabnya karena hidup kamu lagi ada masalah dan celakanya, masalah itu tidak beres-beres. Masalah hidup kamu jadi tidak beres-beres karena tidak ada orang selama ini yang kamu butuhkan dalam hidup.
Misalnya ada seseorang, sebenarnya sedang punya masalah dalam hubungan asmara, dia punya pasangan yang kelakuannya mohon maaf jelek, ketika dia curhat sama teman-temannya, respon dari teman-temanya itu karena tidak ingin dia kecewa, selalu memberikan sebuah solusi yang sebenarnya tidak memberikan solusi sama sekali.Â
Ketika dia bertanya "eh kenapa ya, kok saya begini, saya harus buat apa?" Sama temannya mengatakan, "oh, sabar saja, nanti pasti ada jalan, sabar saja kamu bisa." Akibatnya apa, masalahnya tidak beres-beres, hidupnya tidak semangat-semangat sampai detik ini, dia jadi orang loyo.
Masalah hidup kamu tidak berakhir karena, tidak ada atau belum ada orang yang bisa memberikan kepastian arah jalan hidupmu, diri kamu pun masih bingung "saya ke kanan, atau ke kiri ya, saya harus lurus atau belok ya?"Â
Selama ini kamu hanya butuh orang yang tegas memberi tahu bahwa kamu harus belok kanan atau ke kiri. Tapi tidak ada orang yang berani memberitahukan kenyataan kepada kamu, sehingga masalah kamu jadi tidak selesai. Â
Kamu sebenarnya orang pintar, kamu tahu apakah kamu lagi disakiti atau tidak, diri kamu juga tahu sebenarnya apakah dirimu lagi diinjak-injak atau tidak, kamu tahu itu, cuma kamu takut menerima kenyataan kalau-kalau kenyataan itu membuat kamu jadi terluka.
Coba lihat dirimu sendiri, diri kamu sudah tahu sedang disakiti orang, diijak-injak orang atau tidak, maka coba buktikan sekarang bahwa kamu benar-benar mencintai dirimu sendiri.Â
Ambil langkah tegas sampai kamu tidak diinjak-injak orang lagi, tidak dikerdilkan orang lain lagi, apapun alasannya. mungkin ada yang berkata, "iya tapi saya takut, kenapa ya, dia orang yang jahat kepada saya, mereka kok hidupnya enak terus,"Â
Ataukah "tapi saya sedang punya masalah, masalahnya hutang pi utang nanti kalau tidak lunas bagaimana?" Apapun masalah kamu yang terpenting adalah sayangi dirimu bukan masalah kamu.
Sadar atau tidak hidup kita ini bagaikan sebuah film, seperti sinetron, ada episodenya. Film ini yang terjadi dalam hidupmu sekarang, kisah hidupmu belum selesai, kenapa kamu buru-buru mengambil kesimpulan?Â
Tahu dari mana orang yang selama ini menyakiti kamu, selamnya akan bahagia, tahu dari mana? Tahu dari mana dirimu tidak bisa bayar hutang?Â
Kita hanya menunggu waktu karena filmnya belum selesai, episodenya belum habis, berjuang terus, bersedekah terus, minta tolong sama yang maha kuasa.
Daripada kamu terus mempermasalahkan sumber masalah kamu, baik itu dengan sesama, hutang piutang, atau apapun yang membuat kamu tidak tenang dan tidak semangat, lebih baik kamu melakukan tabung karma baik atau tabung amal baik, lakukan hal tersebut sampai kamu tidak bisa beramal lagi.
Dalam hidup ini ada yang namanya hukum karma, apa yang kamu tanam itu yang kamu tuai.Â
Setiap masalah yang kita hadapi, tentunya bersifat negatif, supaya masalah negatif cepat kelar, cepat hilang, tanamlah banyak amal baik, atau karma baik, kalau kamu fokusnya cuma bengong, dan mengeluh bagaimana dengan nasib hidupmu, masalah tidak akan selesai-selesai.
Sambil menunggu skenarionya diatur oleh yang maha kuasa, kamu tetap berdoa, tetap meminta. Tapi tolong, sibukkan dirimu dengan banyak beramal baik, mulai kepada dirimu sendiri.
Maafkan dulu dirimu sendiri, setelah itu tolong makhluk lain, kasih makan hewan peliharaan kita dengan baik, jangan lupa siram tanaman, bantulah orang-orang yang susah, baik itu yang kamu kenal maupun yang tidak kamu kenal.Â
Jika orang tuamu masih hidup, banyak-banyaklah berbuat baik kepada mereka, maafkan kesalahan mereka, berbakti terus kepada mereka.Â
Jika mereka tidak ada dalam hidupmu saat ini, kirimkan doa terindah buat mereka. Maka dari itu, tanamlah amal baik setiap hari, karena itulah yang akan menyelamatkan kamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H