Mohon tunggu...
Herlina Hesti
Herlina Hesti Mohon Tunggu... Guru - Fasilitator

Less is more

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sering Menangis Tanpa Sebab? Ini Alasannya...

7 Juni 2023   12:51 Diperbarui: 11 Juni 2023   02:15 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menangis. (sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Pernahkah anda mengalami perasaan tiba-tiba ingin menangis tanpa alasan yang jelas, dan anehnya lagi kamu sendiri bingung kenapa hal itu terjadi. 

Sebagian orang mulai khawatir dan takut pada dirinya sendiri atas apa yang dialami kemudian berkata, "apakah saya mengalami gangguan jiwa?" kalau memang iya, kenapa tiba-tiba punya gangguan jiwa seperti ini. Mungkin itu yang sedang kamu tanyakan belakangan ini.

Ada beberapa orang dimata orang lain, dia seharusnya tidak mengalami hal tersebut. Sudah memiliki karir yang baik, sudah menikah, mempunyai anak yang lucu dan imut-imut malah harus mengalami hal yang membuat orang lain merasa tidak masuk akal. 

Solusi yang didapat dari orang terdekatnya malah menuduh dia seolah-olah mengalami kejadian gaib. Sehingga yang terjadi dia dipaksa untuk berdoa, bahkan bukan hanya itu, dia juga ikut didoakan oleh pemuka agamanya karena dianggap mengalami gangguan gaip. 

Namun sayangnya dia tetap mengalami sebuah gangguan yang dia sendiri pun tidak bisa menjelaskannnya kenapa. Suka menagis tanpa alasan yang jelas.

Untuk kamu, pernah atau tidak mengalami hal yang sama, kemudian kamu malas mengadukan perasaan kepada orang, bukan karena kamu pemalu tapi karena diri kamu malas. 

"Nanti kalau saya ngomong sama orang, orang tidak ada yang mengerti apa yang saya maksud. Malah saya nanti disuruh ini, disuruh itu, sementara yang saya mau bukan itu yang saya  rasakan." Pernah merasakan seperti itu? Saya juga pernah rasakan.  

Lalu apa penyebabnya sehingga kamu bisa merasakan hal seperti di atas? Penyebabnya karena ada satu hal dalam diri kamu dan belum bisa kamu maafkan selama ini, entah apapun itu hanya kamu dan Tuhan yang tahu. 

Sebagai manusia terkadang menganggap hidup ini baik-baik saja. Padahal kenyataanya tidak begitu, ada hal dalam hidup kamu yang harus diselesaikan dulu, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Entah kenapa, kita suka diajarkan oleh masa lalu bahwa semua hal itu harus kita anggap baik-baik saja. 

Mungkin kita pernah dimasa lalu punya masalah, terus curhat ke orang tua lalu orang tua mengatakan "ya sudahlah, kamu harus kuat, kamu harus tegar, tidak boleh cengeng." 

Apalagi kalau kamu laki-laki, "jadi laki-laki itu tidak boleh menangis, laki-laki harus kuat, tidak boleh cengeng." Akhirnya ini terpahat di otak kita, terpatri dalam batin kita bahwa kita harus menganggap masalah itu tidak ada padahal masalah itu ada.

Maka itu kita perlu melihat diri lebih dalam lagi. Cari tempat yang aman, sambil duduk pejamkan mata, kemudian ambil napas dalam-dalam melalui hidung dan hembuskan pelan-pelan melalui mulut kemudian lihat ke dalam dirimu, hal apa yang selama ini belum bisa kamu maafkan dari dirimu sendiri. 

Mungkin kamu merasa bahwa sikapmu ini aneh, entah terlalu pendiam, atau terlalu banyak bicara. Kemudian kamu merasa bahwa, kamu pantas tidak diterima oleh banyak orang atau mungkin kamu merasa gagal. 

Merasa sudah berumur tapi jodoh belum juga datang, merasa ingin nikah tapi belum ada jodoh, segini parahkan nasip saya? 

Atau, mungkin kamu di masa lalu pernah dibanding-bandingkan, merasa diri kamu selalu kurang di mata orang tua, dibandingkan dengan ade kamu yang lebih oke, atau kaka kamu yang lebih pintar dari segalanya. 

Coba lihat ke dalam diri kamu dalam-dalam. Dari apa yang dikatakan tadi, mana yang paling mendekati, apa yang pernah kamu alami dalam hidup kamu dan renungkan.

Itulah alasan kenapa kamu suka menangis sendiri, karena diri kamu belum bisa memaafkan dirimu sendiri. Dirimu belum bisa merelakan bahwa itu memang terjadi dalam hidupmu. 

Hal ini memang pedih, perih, paham saya. Karena saya juga pernah merasakan hal yang sama, merasakan pedih di masa lalu, walaupun bisa jadi tidak sepedih kamu. Lalu, sampai kapan kamu berpura-pura menganggap semuanya baik-baik saja?

Lalu sekarang apa yang harus kamu lakukan, bagaimana obatnya? Obatnya adalah seperti yang  kamu lakukan sebelumnya, air matamu yang pernah keluar tiba-tiba, itu sebenarnya dia menuntut ingin dikeluarkan. 

Kalau kamu ingin menangis, menangislah sehebat-hebatnya sambil kamu usapkan dada kamu, dan rasakan rasa sedihnya seperti apa bentuknya yang selama ini terpendam dalam diri kamu sambil katakan dengan suara yang terdengar di telingamu sendiri "saya jujur saya cape, saya jujur saya sedih, saya jujur ingin marah." Keluarkan itu semua.

Kamu sebenarnya adalah sebuah permata. Permata yang disiapkan Tuhan untuk menjadi berkat untuk orang lain. Ketika kamu memiliki masalah atau sedang kecewa.

Coba perhatikan selama ini berapa banyak orang yang tersenyum karena kamu, selama ini berapa banyak orang yang senang dengan kehadiran kamu dan menolong mereka, mungkin kamu tidak sadar, tapi banyak orang merasa sudah terbantu karena kamu. 

Coba lihat postingan-postingan kamu yang pernah diapresiasi oleh teman kamu, ingat memori-memori indah bersama keluargamu, memori-memori indah bersama teman-temanmu. Kamu sangat berharga, sangat bernilai buat orang lain. 

Sekarang, ayo! mulai detik ini, tidak usah sampai air mata keluar tiba-tiba sendiri. Jadikan ini sebagai alasan kamu untuk mengeluarkan racun batin. 

Menangis itu tidak dosa, malah jadi berkat, karena menangis itu mengobati dan menyehatkan. Usapkan dadamu dan tersenyumlah lebar-lebar. Ambil napasmu dalam-dalam melalui hidung sambil katakan "lega, terimakasih" kini rasanya pasti lebih damai dan sejuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun