Mohon tunggu...
Herlina Hesti
Herlina Hesti Mohon Tunggu... Guru - Fasilitator

Less is more

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Minimalis Bukan Berarti Pelit

4 April 2023   18:21 Diperbarui: 4 April 2023   18:26 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi diambil oleh penulis 

Mungkin kamu adalah salah satu orang yang menyukai banyak barang seperti saya sebelumnya. Suka mengkoleksi barang yang menurut kamu bagus, mudah terpengaruh dengan iklan di media sosial yang kamu punya, atau mendengarkan teman kamu mencerikan barang baru yang baru di beli. 

Kita mendengarkan secara saksama, bertanya untuk menggali pengetahuan mengenai fungsi barang tersebut, semakin yakin lagi ketika mendengarkan seorang teman yang lain memberikan testimoni  yang baik terhadap barang yang baru diceritakan. Kitapun semakin yakin, dan barang tersebut pun mendadak menjadi barang yang sangat dibutuhkan.

Hasrat untuk memiliki calon barang baru tersebut mengalahkan semuanya, pada situasi ini kita lupa, pura-pura lupa, mengabaikan, atau bahkan tidak peduli sebenarnya kita sudah memiliki beberapa barang tersebut mungkin berbeda dengan bentuk dan juga merek, tapi fungsinya sama. Sebagai bukti, selama ini anda baik-baik saja tidak memiliki calon barang yang akan kamu beli. 

Tidak butuh waktu lama, sepintas saldo rekening muncul dalam ingatan, tak sabar mulai mengecek isi dompet atau bahkan mulai berhemat untuk mendapatkan barang tersebut. 

Rasa penasaran menjadi terdepan dalam ingatan hari lepas hari, kita mulai bergegas ke toko atau bahkan memesan barang impian tersebut dengan penuh percaya diri berharap secepatnya mendapatkan barang tersebut. 

Ketika barang tersebut berhasil menjadi milik kita, kita merasa seolah-olah energi kita baru selesai di cas maksimal (full), kita memandangi berkali-kali, meletakan di tempat yang pantas, menjaganya dengan penuh hati-hati dan memposisikan barang tersebut menjadi barang yang istimewa. 

Kita ikut terluka saat barang tersebut lecet ataupun gagal fungsi, beberapa orang bahkan menyalahkan dirinya ataupun orang yang menyebabkan barang tersebut lecet atau gagal fungsi. 

Hari berganti barang yang tadinya kita suka, yang kita istimewakan lambat laun menjadi barang yang biasa dengan alasan bosan, rasa bosa menggangu penglihatan kita dan mulai memindahkan barang tersebut di posisi sebelumnya ke gudang ataupun di tempat tertutup karena sudah ada calon barang lagi baru yang istimewa. 

Hal tersebut terjadi berulang-ulang saat kita mendapatkan barang baru. hingga tempat penyimpanannya sendiri menjadi penuh atau bahkan sebagian orang menambah tempat penyimpanan yang baru.

Tak jarang juga kita melihat seseorang yang kebingungan mengenakan pakaian untuk suatu acara atau hendak ke kantor, dia terus membongkar isi lemari pakaiannnya hingga seisi ruangannya penuh hanya untuk menemukan pakaian yang cocok untuknya, pakaian yang ia punya di cobanya satu persatu di depan cermin, kemudian bertanya ke orang disekitar untuk mendapatkan pengakuan kecocokan dari pakaian tersebut, akhirnya dengan susah payah dia pun menemukan kecocokan dari pakaian tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun