Harga tersebut sudah termasuk dengan biaya dokumentasi kamera dan pilot paralayang yang sudah berpengalaman dan bersertifikat. Yang jelas adrenalin pasti terpacu kencang saat berada di angkasa dengan hembusan angin yang cukup kencang.
Warna langit terpantul di atas permukaan danau dengan cantiknya. Keramba nelayan dan perahu nelayan yang melintas nampak bagai miniatur. Pengelola pun sudah menata kawasan Watu Cenik dengan baik. Jalan setapak sudah sangat nyaman dilalui dan tak licin. Telah disediakan pula ornamen-ornamen untuk berfoto berbentuk hati hingga balon udara berlatar belakang panorama yang indah.
Di balik tulisan, deretan batu tersusun persis seperti namanya. Pengunjung bisa berfoto di atas bebatuan ini dengan latar waduk dan pegunungan sehingga hasilnya pasti ciamik. Gunakan sepatu yang nyaman dan tidak licin sehingga saat naik ke bebatuan aman. Hendaknya diingat, ketika berfoto, agar tetap berhati-hati sehingga tidak sampai terjatuh dari ketinggian.
Sementara itu saat sore hari yang cerah, suasananya syahdu dan magis apalagi ditemani bisikan angin sepoi. Duduk di landasan pacu atau batu sembari menatap langit berpendar penuh warna jingga dengan semburat emas saat senja datang, berteman semilir angin tentu akan membuat siapa pun enggan tergesa beranjak.Â
Barisan pegunungan karst yang membentang elok bagaikan deretan ratusan prajurit yang menjaga kawasan ini. Saat lingkaran surya mulai meredup, mereka pun mengiringinya dengan tatapan syahdu.
~Take only pictures and leave only footprints~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H