Mohon tunggu...
Herlina Syarifudin
Herlina Syarifudin Mohon Tunggu... Aktris - Tulisanku disini gado-gado ya gaeeessss...tergantung mood mo nulis topiknya apa :)

Playwright, monologer, theatre director, cat lover

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sesendok Tanya

6 Agustus 2013   01:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:35 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepertinya karakter lama emakku kambuh lagi. Karakter tangan di bawah, ketimbang diatas. Untungnya aku dididik almarhumah simbah dan bulikku malah kebalikannya.

Dulu waktu simbah masih hidup jika kuberi sedikit rejeki, malah bilang begini, "Walah...gayamu kathek ngekei barang. Sik cukup ta uripmu nang kono. Wis, simpenen maneh. Simbah gak butuh. Mendingan mbok tabung gawe bekal tuwekmu sesuk."

Setahun hubungan baik itupun jadi mulai retak lagi. Hingga aku memutuskan lebaran tahun ini belum ingin berkumpul bersamanya. Walau hari-hari terakhir Ramadhan, kusempatkan berkunjung ke rumah emak. Namun tetap saja suasana hati ini tak bisa dipungkiri, masih merasa hampa. Aku masih butuh waktu lagi untuk menetralisir hati ini. Meski aku tahu, pasti tetap akulah yang disalahkan. Karena setiap kali ku bertanya pada temanku, senjata pamungkasnya orang tua kandung selalu benar, bagaimanapun buruknya dia.

Kamar pecah, 6 Agustus 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun