Mohon tunggu...
Herliawan Setiabudi
Herliawan Setiabudi Mohon Tunggu... -

Just an ordinary Muslim who wants to be an extraordinary One!\r\n\r\nBerbagi ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Jepang Mengajari Kita

21 April 2013   19:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:50 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mau tahu dendanya? Ya, sekitar 1,2 jutaan rupiah. Wah, lumayan juga ya. Itulah mengapa kita harus berpikir berkali-kali kalau mau beli mobil di Tokyo. Apalagi sudah ada subway yang jauh lebih murah, dinamis dan juga bisa mengkases semua wilayah di Tokyo.

Walhasil, apakah dia pejabat, direktur atau pun tukang sapu, kita lihat mereka pergi ke mana-mana jalan kaki atau naik subway. Tidak ada perbedaan apakah mereka kaya ataukah miskin, semua sama-sama antri, semua sama-sama berbagi di dalam kereta subway yang penuh sesat, tapi aman dan nyaman.

Justru buat kami sedikit problem, karena tidak biasa olahraga walau pun hanya jalan kaki. Melihat orang ke mana-mana jalan kaki, kayaknya orang Jepang itu tidak ada capeknya. Sementara kaki ini sudah lecet karena dibawa jalan kaki ke mana-mana. Dan jangan coba-coba cari tukang ojek di Tokyo, ditanggung tidak ada.

Wah untung tidak ada Zaenal Abidin, kalau dia ada pasti dibilang peluang bisnis tuh. Dibuka: peluang jadi tukang ojek di Tokyo.

Di Tokyo dan juga kota-kota lain di Jepang, jalan-jalan disediakan buat para pejalan kaki dan juga mereka yang bersepeda. Nah, khusus untuk bersepeda, memang terasa sangat nyaman. Kita tidak takut kesenggol mobil atau kendaraan bermotor lain. Karena telah dibuatkan jalan khusus.

Sudah irit tanpa bahan bakar bensin, juga badan jadi sehat. Sudah lazim di berbagai gedung terdapat parkir sepeda. Mulai dari orang kecil sampai orang besar, mereka biasa bersepeda.

Tidak Mau Mengambil Yang Bukan Haknya

Masyarakat Jepang mempunyai kebiasaan baik, yaitu melaporkan kepada polisi bila menemukan barang temuan atau barang hilang.

Heran, ini bukan negara Islam, tidak pernah berjargon syariah. Tapi implementasi syariah ternyata ada juga di Jepang. Yah, walau pun kita juga tidak bisa langsung bilang bahwa Jepang itu Islam. Sebab yang mabok juga banyak. Yang kumpul kebo juga tidak kurang.

Tapi urusan keamanan dan kejujuran, bisa diuji. Kalau ada orang kehilangan dompet di tempat umum, 90 – 100% kemungkinan dompet itu akan kembali kepada kita. Terutama bila ada kartu nama atau ID cardnya.

Mungkin karena sudah ditanamkan jujur sejak masih SD, tapi dipikir-pikir enggak juga ya. Di negeri kita, penanaman akhlaq dan budi pekerti serta kejujuran juga tidak kurang. Tapi herannya, kalau kita kehilangan dompet, meski sering juga kembali, tapi duitnya biasanya sudah raib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun