Mohon tunggu...
Achmad Zaenudin
Achmad Zaenudin Mohon Tunggu... Freelancer - cuma pengen nulis

ayah 2 anak, seneng kemping, mancing, ngopi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Subsidi BBM Dicabut, Rakyat Menjerit!

31 Agustus 2022   22:28 Diperbarui: 1 September 2022   03:52 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Agenda Pemerintah untuk menaikan harga BBM subsidi seharusnya ditinjau kembali mengingat beban masyarakat yang belum pulih paska pandemi covid 19. Alasan mengapa trend penggunaan BBM subsidi meningkat menjadi pertanda bahwa daya beli masyarakat menurun sehingga beralih ke pertalite dan solar subsidi. Terhitung sampai Juli 2022 realisasi penggunaan pertalite sebesar 16, 8 juta kl dari kouta sebesar 23 juta kl. Sementara solar subsidi sudah tersalurkan sebanyak 9,9 juta kl dari kouta sebesar 14,9 juta kl.

Jika subsidi BBM distop tentunya akan berdampak domino terhadap kebutuhan bahan-bahan pokok lain. Rakyat akan menjerit. Pemerintah harus berhati-hati dalam mengambil keputusan jangan sampai menimbulkan gejolak ditengah masyarakat.

Pernyataan bahwa BBM subsidi lebih dinikmati oleh orang kaya harus ditinjau ulang. Mengingat di negara-negara lain yang menerapkan subsidi BBM seperti Arab Saudi, Rusia, Aljazair, Mesir, Iran, China, India hinga Venezuela  diperuntukan untuk semua kalangan. Sementara itu solusi BBM subsidi tepat sasaran belum menemukan formula yang pas.

Pertamina pernah menawarkan aplikasi MyPertamina tetapi hal ini juga dirasa kurang tepat mengingat tidak semua orang miskin memilik smart phone dan kuota internet.

Berita terbaru Pemerintah menetapkan alokasi anggaran sebesar 24,17 triliun rupiah berupa bantuan sosial kepada masyarakat yang disusun dalam 3 jenis bantuan.

Pertama, bantuan langsung tunai (BLT) akan diberikan kepada 20,65 juta kelompok atau keluarga penerima manfaat (KPM) dengan nilai bantuan per KPM sebesar Rp 600.000. BLT tersebut akan disalurkan dalam 2 termin melalui kantor pos di seluruh Indonesia.

Kedua, pemerintah akan menggulirkan bantuan subsidi upah sebesar Rp 600.000 untuk 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp 3,5 juta per bulan dengan total anggaran sebesar Rp 9,6 triliun.

Terakhir, pemerintah daerah diminta untuk mengalokasikan dua persen dana transfer umum untuk membantu sektor transportasi di daerahnya masing-masing.

Sektor yang menjadi sasaran bantuan itu seperti angkutan umum, ojek, hingga para nelayan.

Kebijakan ini perlu ditelaah satu persatu. Pertama, jumlah orang miskin di Indonesia berdasar data statististik pada Maret 2022 sebesar 26, 16 juta artinya minimal terdapat 5, 51 juta orang miskin di Indonesia yang tidak merasakan manfaat ini. 

Kedua, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan 51,25% buruh, karyawan, atau pegawai memperoleh upah di bawah upah minimum provinsi (UMP) pada Agustus 2021. Proporsi ini setara dengan kira-kira 25 juta orang. Artinya 9 juta orang pekerja tidak kebagian BLT. Selain itu harus juga dipertimbangkan berdasarkan data PBS jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2022 tercatat sebanyak 8,40 juta orang.

Mengutip pernyataan Kamarusamad anggota DPR RI,  menyatakan bahwa pemerintah harus menjelaskan secara terbuka alokasi anggaran subsidi energi dari angka Rp502 triliun itu yang dialokasikan sebagai subsidi energi sebesar Rp208 triliun. Dan dari pagu subsidi BBM Rp208 triliun di 2022. Artinya bahwa belum semua dana subsidi energi habis terpakai.

Merujuk data Kementerian Keuangan, realisasi belanja subsidi energi hingga semester satu ini baru mencapai Rp75,59 triliun.

Dari jumlah tersebut, subsidi BBM dan LPG Tabung 3 Kg baru mencapai Rp54,31 triliun atau 36,36 persen dari Pagu APBN 2022 (Perpres Nomor 98/2022), dan realisasi subsidi listrik mencapai Rp21,27 triliun atau 35,71 persen dari pagu.

Selain hal tersebut diatas perlu kita ingat kembali Badan Anggaran DRI RI sudah menyetujui perubahan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price/ICP dari 63 USD per barel menjadi 100 USD pada 19 Mei 2022 lalu. Hal ini terjadi ditengah kenaikan harga komuditas minyak dunia pada saat itu. Kondisinya saat ini harga minyak dunia sedang turun berada di angka 94,68 USD per barel. Menjadi aneh jika BBM subsidi dicabut.

Jika pemerintah mengklaim subsidi BBM sudah membebani APBN hinga 502 milyar hal ini perlu dijelaskan lebih lanjut.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun