Mohon tunggu...
Herlambang Saleh
Herlambang Saleh Mohon Tunggu... Guru - Guru

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah (Pram)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kemampuan Guru dalam "Menyulap" Nilai Siswa: Lebih dari Sekedar Angka di Raport

16 Desember 2024   13:59 Diperbarui: 16 Desember 2024   13:59 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raport Tidak Selalu Mencerminkan Usaha dan Perkembangan Siswa (Sumber: Dokpri)

Dalam dunia pendidikan, raport sering kali menjadi cerminan utama dari prestasi akademis siswa. Namun, nilai yang tercantum di dalamnya tidak selalu mencerminkan seluruh usaha dan perkembangan siswa. Sebagai guru, kita memiliki peran penting dalam menyulap nilai siswa agar lebih mencerminkan usaha dan perkembangan mereka secara menyeluruh, tidak hanya berdasarkan penilaian sumatif dan formatif, tetapi juga melalui penilaian sikap, keseharian, dan usaha mereka untuk berubah.

1. Penilaian Sumatif dan Formatif

Penilaian sumatif dan formatif adalah dua jenis penilaian yang umum digunakan di sekolah. Penilaian sumatif biasanya dilakukan di akhir periode pembelajaran untuk mengukur sejauh mana siswa telah memahami materi yang diajarkan. Sementara itu, penilaian formatif dilakukan secara berkala selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik yang dapat membantu siswa memperbaiki dan meningkatkan pemahaman mereka.

Sebagai guru, kita dapat menggunakan hasil penilaian ini untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa. Dengan demikian, kita dapat memberikan bimbingan yang lebih tepat sasaran dan membantu siswa mencapai hasil yang lebih baik. Namun, nilai sumatif dan formatif saja tidak cukup untuk memberikan gambaran lengkap tentang kemampuan dan usaha siswa.

2. Penilaian Sikap

Sikap siswa terhadap pembelajaran juga merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan. Sikap positif seperti rasa ingin tahu, ketekunan, dan kerjasama dapat sangat mempengaruhi keberhasilan akademis siswa. Oleh karena itu, guru perlu mengamati dan menilai sikap siswa selama proses pembelajaran.

Misalnya, seorang siswa yang selalu menunjukkan antusiasme dalam mengikuti pelajaran dan aktif bertanya dapat diberikan penghargaan atau nilai tambahan. Hal ini tidak hanya akan memotivasi siswa tersebut, tetapi juga mendorong siswa lain untuk menunjukkan sikap yang sama. Penilaian sikap ini dapat dimasukkan ke dalam raport sebagai bagian dari penilaian keseluruhan.

3. Penilaian Keseharian

Keseharian siswa di sekolah juga dapat menjadi indikator penting dalam menilai kemampuan mereka. Kehadiran, partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan interaksi dengan teman sebaya adalah beberapa aspek yang dapat dinilai.

Guru dapat mencatat kehadiran siswa, keterlibatan mereka dalam kegiatan sekolah, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan teman-teman mereka. Siswa yang aktif dan menunjukkan perilaku positif dalam keseharian mereka dapat diberikan nilai tambahan sebagai bentuk apresiasi. Penilaian keseharian ini membantu memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang siswa dalam raport.

4. Usaha untuk Berubah

Setiap siswa memiliki potensi untuk berubah dan berkembang. Sebagai guru, kita perlu memberikan perhatian khusus pada usaha siswa untuk memperbaiki diri. Siswa yang menunjukkan usaha keras untuk meningkatkan nilai mereka, meskipun hasilnya belum maksimal, perlu diberikan penghargaan.

Misalnya, seorang siswa yang awalnya kesulitan dalam mata pelajaran tertentu tetapi kemudian menunjukkan peningkatan melalui kerja keras dan ketekunan, layak mendapatkan pengakuan. Guru dapat memberikan nilai tambahan atau penghargaan lainnya untuk menghargai usaha siswa tersebut. Usaha untuk berubah ini dapat dicatat dalam raport sebagai bukti dari perkembangan siswa.

5. Pendekatan Holistik dalam Penilaian

Pendekatan holistik dalam penilaian berarti melihat siswa sebagai individu yang utuh, bukan hanya berdasarkan nilai akademis mereka. Guru perlu mempertimbangkan berbagai aspek dalam menilai siswa, termasuk kemampuan akademis, sikap, keseharian, dan usaha mereka untuk berubah.

Dengan pendekatan ini, guru dapat memberikan penilaian yang lebih adil dan komprehensif. Siswa yang mungkin tidak menonjol dalam penilaian sumatif atau formatif tetapi menunjukkan sikap positif, partisipasi aktif, dan usaha keras tetap dapat diakui dan dihargai. Pendekatan holistik ini memastikan bahwa raport mencerminkan seluruh aspek perkembangan siswa.

Kesimpulan

Kemampuan guru dalam meningkatkan nilai siswa saat pembuatan raport tidak hanya terbatas pada penilaian sumatif dan formatif. Penilaian sikap, keseharian, dan usaha untuk berubah juga merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan. Dengan pendekatan holistik, guru dapat membantu siswa mencapai potensi penuh mereka dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung.

Sebagai guru, kita memiliki tanggung jawab untuk melihat siswa sebagai individu yang unik dan memberikan penilaian yang mencerminkan usaha dan perkembangan mereka secara menyeluruh. Dengan demikian, kita dapat membantu siswa tidak hanya mencapai nilai yang lebih baik, tetapi juga menjadi individu yang lebih baik. (hes50)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun