Pesawat-pesawat C-130 Hercules AU Amerika Serikat dalam perang Vietnam pada awalnya hanyalah sebagai pesawat pendukung guna menjamin kelancaran mobilitas pasukan dan logistik perang serta kelangsungan operasional pesawat-pesawat tempur AU Amerika Serikat saja. Akan tetapi kadang-kadang juga harus menerobos memasuki “zona merah” daerah pertempuran setiap saat diperlukan untuk memasok amunisi, peralatan komunikasi, ataupun makanan serta logistik lainnya yang sangat mendesak dibutuhkan oleh pasukan Darat Amerika Serikat yang posisinya dalam keadaan terjepit. Dalam menjalankan misi tersebut, Hercules kadang-kadang harus terbang rendah, sehingga badannya yang gendut menjadi sasaran empuk bagi peluru-peluru senjata gerilyawan Vietkong.
Untuk mengeliminer ancaman tersebut serta terinspirasi oleh keberhasilan jenis pesawat C-47 Dakota Gunship yang telah berjaya dalam misi-misi seperti itu sebelumnya, AU Amerika Serikat mengembangkan salah satu pesawat Hercules C-130A, yang dipersenjatai dengan 4 mini gun caliber 7,62 mm, GE-XMU 470 dan Canon putar caliber 20 mm GE-M- 61 Vulcan pada kedua sisi badannya lengkap dengan visir elektronik dan sensor infra red.
Uji coba yang dilakukan di Eglin AFB menunjukkan hasil memuaskan dan mulai dilibatkan dalam penugasan “Air to Ground Attack” terhadap kubu-kubu dan bunker-bunker gerilyawan Vietkong sejak tahun 1967.
Melihat keberhasilan tersebut, selanjutnya AU-Amerika Serikat mengembangkan lagi beberapa Hercules C-130A dengan jenis persenjataan yang lebih besar, serta alat bantu instrumentasi yang lebih modern, panel penembakan sistem komputer dan lampu sorot kekuatan 20 KW sebagai “Night Observation Device” untuk keperluan bila beroperasi pada malam hari. Seluruhnya menjadi sebanyak 19 pesawat Hercules AC-130 Gunship ditempatkan pada Skadron Khusus di Nha Trang AB sekitar 165 KM sebelah Utara kota Saigon.
Peran pesawat-pesawat C-130 Hercules yang pada awalnya hanya sebagai pesawat pendukung berubah secara total menjadi peran yang sangat dominan. Dapat dibayangkan, dengan 15 ton bahan bakar, dan 15 ton muatan peluru berbagai caliber, Hercules AC-130 Gunship mampu berputar-putar paling tidak selama 6 jam terbang untuk mencari dan menghancurkan kubu-kubu gerilyawan Vietkong. Pasukan Vietkong yang pada awalnya mengira pesawat-pesawat Hercules hanya sebagai pesawat angkut biasa, ternyata telah menjelma menjadi monster pembunuh massal, yang paling ditakuti karena dalam satu sorti penerbangan operasi saja, Gunship mampu merobohkan tidak kurang dari 300 pasukan Vietkong. Tercatat selama keterlibatan pesawat-pesawat Hercules AC-130 Gunship dalam perang Vietnam telah berhasil menghancurkan 10.000 truck, dan puluhan ribu pasukan Vietnam mati terbunuh.
Dengan keberhasilan tersebut, AU Amerika Serikat melanjutkan program-program pengembangan AC-130 Gunship, baik pada tipe A, B, dan tipe C-130H dengan persenjataan yang lebih besar jenis meriam Howitzer 105 mm dan visir bidik elektronik yang canggih. Para perancang pengembangan pesawat Hercules menjadi AC-130 Gunship dengan berani dan bangga mengatakan Hercules AC-130 Gunship telah lahir sebagai satu generasi pesawat tempur “Air to Ground Attack” terhebat yang pernah diciptakan manusia.
Seperti yang dikatakan oleh Kepala Proyek Pengembangan mutakhir sebanyak 13 unit AC-130H “No other Air to Ground Attack platform in the world offer this capability”.
Beberapa keberhasilan pesawat AC-130 Gunship di berbagai medan tempur, antara lain :
a.Pada tahun 1983 di Grenada dalam operasi “Urgent Fury”, beberapa pesawat AC-130 Gunship USAF berhasil membungkam sistem Pertahanan Udara dan menghambat gerakan maju pihak musuh, sehingga penerjunan dan “air landed” pasukan darat berlangsung dengan aman, dan lapangan udara Paint Salines dapat dikuasai tanpa perlawanan yang berarti.
b Keterlibatan lain dari pesawat AC-130 Gunship USAF, ketika pada tahun 1989, beberapa pesawat AC-130 Gunship yang tergabung dalam operasi “Just Cause” berhasil memporak porandakan Markas Besar dan Fasilitas Pusat Komando dan Pengendalian Angkatan Perang Panama.
c.. Dalam operasi “Desert Storm” di Irak pada tahun 1991 dimana beberapa pesawat AC-130U Gunship melaksanakan “Close Air Support Operation” dan “Force Protection Mission” sehingga memberi peluang bergerak maju pasukan darat Amerika Serikat.
d. tBeberapa pesawat AC-130 Gunship USAF terlibat dalam operasi ‘Restore Hope & United Shield” pada tahun 1993-1994 di Somalia dengan menggelar “Close Air Support” untuk memberikan perlindungan gerakan pasukan PBB di darat.
e. Pada tahun 1993-1995 pesawat AC-130 Gunship USAF terlibat dalam operasi “Deny Flight” dalam membantu pasukan NATO.
f.Pada tahun 1998 beberapa pesawat AC-130 Gunship mendukung misi PBB dalam memeriksa keberadaan persenjataan kimia pembunuh massal yang dicurigai dimiliki Iran.
g.Operasi “Uphold Democrazy Right Now” di Tahiti pada tahun 1994, beberapa pesawat AC-130 Gunship juga hadir.
h.Penyerangan Amerika Serikat ke Afganistan pada tahun 2001 dan ke Iraq pada tahun 2003, pesawat-pesawat AC-130 Gunship juga turut berperan.
Diperoleh informasi bahwa Angkatan Udara Amerika Serikat telah berhasil memodifikasi dan mengembangkan sebanyak 47 unit pesawat Hercules menjadi varian AC-130 Gunship dari tipe C-130A, C-130B, C-130H, dan dari tipe terbaru C-130J. Juga informasi tentang harga per unitnya adalah sebagai berikut :
a.USD 56,4 juta (untuk tipe A, B, dan H dengan persenjataan standard)
b.USD 139,9 juta (untuk tipe J dengan persenjataan standard).
c.USD 216 juta ( untuk tipe J, program U-Boat), persenjataan yang lebih besar dengan panel sistem penembakan dan peralatan elektronik yang lebih canggih.
Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia dengan letak posisi silang yang sangat strategis serta memiliki kakayaan sumber daya kelautan yang melimpah namun rawan terhadap berbagai jenis pelanggaran terutama yang merugikan perekonomian Nasional.
Pencurian ikan, dan komoditas kekayaan laut lainnya, penyelundupan kayu gelondongan dan penyelundupan BBM telah menyebabkan kerugian Negara puluhan milyard Dollar Amerika Serikat setiap tahunnya. Ditambah lagi dengan pencemaran laut dan pantai yang ditimbulkan sebagai akibat beroperasinya ribuan kapal nelayan asing di perairan yurisdiksi nasional tanpa izin merupakan kerugian tersendiri bagi negara.
Sementara kemampuan pengawasan maritim oleh beberapa pesawat Boing 737 TNI-AU sangat terbatas dan tidak mampu meliput seluruh maritim nasional. Dengan keberadaan pesawat-pesawat Hercules AC-130 Gunship, nantinyan akan dapat memperkuat kemampuan pengawasan maritim Indonesia sekaligus mengadakan aksi penindakannya.
Kita telah mengetahui kemampuan dan kehebatan pesawat Hercules varian AC-130 Gunship, terutama dalam misi “Air To Ground Attack”, berarti mampu menghancurkan sasaran di darat maupun sasaran di permukaan air.
Sekarang kita tinggal berandai-andai, sekiranya Indonesia memiliki jenis pesawat Hercules seperti itu, maka pencurian berbagai kekayaan laut Indonesia dan pencurian kekayaan lainnya yang diangkut melalui laut, seperti kayu gelondongan, BBM dan lain sebagainya akan dapat ditanggulangi.
Kapal-kapal penangkap ikan China yang setiap hari melakukan kegiatan pencurian ikan di kawasan laut Natuna, wilayah yurisdiksi Nasional, yang dengan congkaknya tidak menghiraukan peringatan agar keluar dari wlayah Indonesia, karena beranggapan Indonesia tidak mempunyai kemampuan mengusir mereka, dengan menghadirkan AC-130 Gunship kapal-kapal pencuri ikan tersebut akan lari terbirit-birit.
Memang harganya cukup mahal, namun kalau kita bandingkan dengan kerugian Negara yang diakibatkan pencurian ikan, kayu gelondongan, BBM dan kekayaan lainnya yang nilainya bermilyard USD setiap tahunnya maka harga pesawat AC-130 Gunship belumlah seberapanya.
Mari kita bermimpi terlebih dahulu, dengan keyakinan suatu hari pasti menjadi kenyataan, demi mengamankan kekayaan Negara, serta menjaga kedaulatan, harga diri dan wibawa Nasional.
Referensi :
1. 50 Tahun Hercules, T.Tarigan Sibero SE, MBA, Dispenau 2004
2. GUNSHIP, A pictorial History of Spooky, by Larry Davis, Sqd Signal Publication
3. Air War Over SouthEast Asia, A pictorial Record by Lou Drendel, 1982
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H