Dia melanjutkan, ke depan pemerintah daerah setempat akan membenahi berbagai sarana publik termasuk tempat wisata agar akses bagi penyandang disabilitas. "Salah satu program kami adalah pembangunan harus ditujukan untuk kebutuhan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.Â
Bukan hanya trotoar atau sarana umum saja yang akan kami bangun, namun kawasan wisata dan kamar-kamar hotel beberapa bagian nantinya harus akses untuk disabilitas," pungkasnya.
Berkaca dari peristiwa tersebut, jadi wisata inklusi bukan hanya bergantung dari niat penyandang disabilitas memenuhi hak azasinya untuk berekreasi menikmati indahnya alam. Namun secara sadar wisata inklusi terwujud berkat partisipasi dari wisatawan non-disabilitas yang mau berbela rasa, memahami, dan mengerti kebutuhan disabilitas, tetapi tanpa mengurangi kenikmatan wisatawan non-disabilitas untuk berwisata.
(Ignatius Herjanjam)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H