Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ancaman Hastag Papuan Lives Matter terhadap Eksistensi Otsus Papua Jilid Dua

4 Oktober 2020   21:07 Diperbarui: 4 Oktober 2020   21:12 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok: Papuan Lives Matter Facebook

Saya menemukan beberapa foto di timeline facebook saya tentang kehidupan masyarakat Papua tapi diikuti dengan hastag Papuan Lives Matter. Hal ini yang kemudian mengusik rasa penasaran saya. Saya mengandalkan Pace Google untuk menelusuri maknanya.  Ternyata oh ternyata ada arti mendalam dibalik hastag itu.

Papuan Lives Matter (PLM) ternyata sudah pernah trend di medsos khususnya di Twitter. Maklum saya sudah jarang buka Twitter jadi agak ketinggalan berita. Hastag ini menyuarakan dan menggalang dukungan/solidaritas dalam memperjuangkan keadilan, isu diskriminasi  dan kekerasan yang dialami oleh masyarakat asli Papua. Hastag ini  tambah meroket ketika Veronika Koman, Pegiat HAM dan aktivis isu Papua mengangkatnya. 

PLM terinsipirasi dari kasus  kematian George Floyd di akhir bulan Mei 2020. Hal inilah yang kemudian memunculkan Hastag Black Lives Matter yang merupakan  gerakan sosial menentang penindasan terhadap kamu marginal berkulit hitam di Amerika Serikat.

Kedua hastag ini memiliki korelasi yang erat  karena sama-sama berfokus pada isu diskriminasi dan berupaya memadamkan rasisme. Black Lives Matter bertujuan mengadvokasi protes dunia terhadap kebrutalan yang dialami oleh orang-orang Afro American di Amerika Serikat. Papuan Lives Matter merupakan hasil adaptasinya yang kemudian menjadi  beberapa gerakan solidaritas dan advokasi yang berakar pada isu rasisme untuk masalah di Papua. Black Lives Matter mencuat tingkat internasional, Papuan Lives Matter pun ikutan mencuat di tingkat nasional.

 Kontradiksi Papuan Lives Matter  dan Otsus Papua Jilid Dua

Dok: Papuan Lives Matter Facebook
Dok: Papuan Lives Matter Facebook
Saya lakukan pemantauan terhadap cuitan-cuitan yang kemudian diikuti hastag Papuan Lives Matter . Jika diperhatikan dengan seksama,  maka kebanyakan isinya mengandung pernyataan yang kontra dengan  keberadaan adanya Otsus Papua Jilid Dua. Berikut contoh-contoh cuitan yang saya dapatkan:

1. Catatan pelanggaran HAM 2019 membuktikan , Dana Otsus tidak memberikan solusi untuk mencegah dan mengatasi pelanggaran HAM di Papua #PapuanLivesMatter

2. Peserta perwakilan unsur adat, akademisi, dan organisasi kepemudaan menyuarakan "referendum" total bagi Papua dan menolak perpanjangan Otsus #PapuanLivesMatter

3. Teriakan "Papua merdeka" dan pembentangan bendera bintang kejora, warnai aksi tolak otsus di Kota Manokwari #PapuanlivesMatter

Pemerintah segera menyikapi statement-statement ini karena ada pesan pekerjaan rumah yang segera dituntaskan. Gerakan hastag di jagad media sosial  tak bisa diselekan karena seperti kita tahu bersama banyak demonstrasi muncul berawal dari media sosial.

Terdapat pesan tersirat dari pernyataan ini bahwa pemerintah segera menyelesaikan berbagai permasalahan di Papua seperti penegakan HAM, kasus kekerasan dan isu rasisme karena akan menimbulkan ketimpangan sistematis dan merugikan kelompok tertentu. 

Pemerintah juga diharapkan mampu meyakinkan masyaratak bahwa Otsus Jilid Dua ini lebih baik pelaksanannya ketimbang yang kemarin. Sudah dievaluasi dari hulu hingga hilir sehingga masyarakat Papua menyakini bahwa  program ini dapat merevolusi berbagai lini kehidupan masyarakat Papua utamanya dari sisi pembangunan Sumber Daya manusianya.

Harapan Sebagai Pemuda Papua

Dok: Papuan Lives Matter Facebook
Dok: Papuan Lives Matter Facebook
Pesan yang terkandung dari Papuan Lives Matter ini cukup rumit dan mendalam karena dapat  meningkatkan kesadaran publik bahwa rasisme tidak terjadi di Amerika Serikat tapi juga di Indonesia terkhusus Papua. Oleh karena itu pemerintah pusat sebagai pengambil kebijakan mampu memutuskan sesuatu dari  dari kacamata keadilan karena sesungguhnya hastag ini mampu menginspirasi orang untuk membicarakan rasisme sistemik di negara sendiri.

Saya mengharapkan juga pemerintah merancang mekanisme Otsus Papua Jilid Dua lebih mantap lagi mulai dari regulasi, pola kewengangan, tranparansi, publikasi, akuntabilitas sehingga benar-benar menyentuh masyarakat Papua dan mampu mengobati traumatis yang selama ini mereka alami.

Salam hangat dari Tanah Papua, Timika, Heriyanto Rantelino
Facebook:Heriyanto Rantelino
Instagram :@ryanlino7
No Wa: 0852-4244-1580

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun