Saya menemukan beberapa foto di timeline facebook saya tentang kehidupan masyarakat Papua tapi diikuti dengan hastag Papuan Lives Matter. Hal ini yang kemudian mengusik rasa penasaran saya. Saya mengandalkan Pace Google untuk menelusuri maknanya. Â Ternyata oh ternyata ada arti mendalam dibalik hastag itu.
Papuan Lives Matter (PLM) ternyata sudah pernah trend di medsos khususnya di Twitter. Maklum saya sudah jarang buka Twitter jadi agak ketinggalan berita. Hastag ini menyuarakan dan menggalang dukungan/solidaritas dalam memperjuangkan keadilan, isu diskriminasi  dan kekerasan yang dialami oleh masyarakat asli Papua. Hastag ini  tambah meroket ketika Veronika Koman, Pegiat HAM dan aktivis isu Papua mengangkatnya.Â
PLM terinsipirasi dari kasus  kematian George Floyd di akhir bulan Mei 2020. Hal inilah yang kemudian memunculkan Hastag Black Lives Matter yang merupakan  gerakan sosial menentang penindasan terhadap kamu marginal berkulit hitam di Amerika Serikat.
Kedua hastag ini memiliki korelasi yang erat  karena sama-sama berfokus pada isu diskriminasi dan berupaya memadamkan rasisme. Black Lives Matter bertujuan mengadvokasi protes dunia terhadap kebrutalan yang dialami oleh orang-orang Afro American di Amerika Serikat. Papuan Lives Matter merupakan hasil adaptasinya yang kemudian menjadi  beberapa gerakan solidaritas dan advokasi yang berakar pada isu rasisme untuk masalah di Papua. Black Lives Matter mencuat tingkat internasional, Papuan Lives Matter pun ikutan mencuat di tingkat nasional.
 Kontradiksi Papuan Lives Matter  dan Otsus Papua Jilid Dua
1. Catatan pelanggaran HAM 2019 membuktikan , Dana Otsus tidak memberikan solusi untuk mencegah dan mengatasi pelanggaran HAM di Papua #PapuanLivesMatter
2. Peserta perwakilan unsur adat, akademisi, dan organisasi kepemudaan menyuarakan "referendum" total bagi Papua dan menolak perpanjangan Otsus #PapuanLivesMatter
3. Teriakan "Papua merdeka" dan pembentangan bendera bintang kejora, warnai aksi tolak otsus di Kota Manokwari #PapuanlivesMatter
Pemerintah segera menyikapi statement-statement ini karena ada pesan pekerjaan rumah yang segera dituntaskan. Gerakan hastag di jagad media sosial  tak bisa diselekan karena seperti kita tahu bersama banyak demonstrasi muncul berawal dari media sosial.
Terdapat pesan tersirat dari pernyataan ini bahwa pemerintah segera menyelesaikan berbagai permasalahan di Papua seperti penegakan HAM, kasus kekerasan dan isu rasisme karena akan menimbulkan ketimpangan sistematis dan merugikan kelompok tertentu.Â
Pemerintah juga diharapkan mampu meyakinkan masyaratak bahwa Otsus Jilid Dua ini lebih baik pelaksanannya ketimbang yang kemarin. Sudah dievaluasi dari hulu hingga hilir sehingga masyarakat Papua menyakini bahwa  program ini dapat merevolusi berbagai lini kehidupan masyarakat Papua utamanya dari sisi pembangunan Sumber Daya manusianya.
Harapan Sebagai Pemuda Papua
![Dok: Papuan Lives Matter Facebook](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/10/04/images-1-5f79d386d541df1aa0278ea2.jpg?t=o&v=770)
Saya mengharapkan juga pemerintah merancang mekanisme Otsus Papua Jilid Dua lebih mantap lagi mulai dari regulasi, pola kewengangan, tranparansi, publikasi, akuntabilitas sehingga benar-benar menyentuh masyarakat Papua dan mampu mengobati traumatis yang selama ini mereka alami.
Salam hangat dari Tanah Papua, Timika, Heriyanto Rantelino
Facebook:Heriyanto Rantelino
Instagram :@ryanlino7
No Wa: 0852-4244-1580
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI