Matahari  naik menyongsong siang, terik matahari yang menyengat tak membuat surut  semangat Mama-Mama Papua, sebutan untuk ibu-ibu dari Papua,  menjajakan hasil kerajinan tangannya. Hal ini nampak saya lihat kala menghadiri festival UMKM  yang bertempat di Gedung Eme Neme Yauware, Kota Timika, Papua.Â
Dari hasil kerajinan yang ditampilkan, tampak noken atau tas tradisional Papua yang  mendominasi. Yang menjadi daya tarik tersendiri.  Mama-Mama Papua yang bertindak sebagai pengrajin noken mengisi waktunya dengan mempertunjukkan kebolehannya merajut noken.
 Arti dan Filosofi  Noken
Noken dimaknai sebagai rumah berjalan karena berisi segala kebutuhan. Noken sendiri bukan hanya dilihat sebagai tas gantung melainkan sebuah simbol kesuburan bagi kaum perempuan karena dari noken itulah anak-anaknya bisa bersekolah hingga menjadi pejabat daerah.
Keunikan lainnya bahwa Noken sudah dikategorikan sebagai warisan budaya tak benda yang menurut Konvensi UNESCO pada 2003 sebagai warisan budaya tak benda. Tentunya ini menambah panjang daftar kebudayaan Indonesia yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia. Dampak positif dirasakan mulai dari peningkatan citra Indonesia di forum International, pendorong upaya untuk melestarikan unsur budaya noken, menunjukkan kekayaan budaya masyarakat Papua, mendapatkan perhatian badan internasional dan pemerhati kebudayaan internasional, meningkatkan promosi pariwisata, baik di dalam maupun luar negeri, dan peningkatan kesejahteraan para pembuat kerajinan warisan budaya noken. Pada akhirnya hal ini dapat mendongkrak permintaan dari orang-orang tertarik dengan keberadaannya.
Potensi Pasar UMKM Noken
Menghadapi era Disrupsion yang semakin kompetitif ini, maka UMKM Noken sebagai bagian dari usaha-usaha ekonomi kerakyatan mulai menapaki akses pemasaran maupun promosi yang lebih luas. Tak hanya melalui pameran saja, tapi juga sudah mulai merambah ke penjualan daring. Akses Papua  yang sangat jauh dari kota besar maka dipandang  media daring sangat menolong untuk mempromosikan produk-produk lokal kreatifitas dan masyarakat Papua ke dunia luar.Dengan adanya pemasaran via daring maka dirasa mampu melayani permintaan dalam jumlah besar karena internet telah menghubungkan banyak pelaku usaha kecil bahkan perorangan dan juga mampu mengonsilidasi permintaan yang besar.
 Dilihat dari trend perkembangannya di pasaran, permintaan noken di dalam negeri maupun luar negeri cukup besar. Karena trafik yang cukup baik ini  maka pemerintah mendorong  mama-mama Papua yang bergelut dalam produksi noken untuk membentuk  kelompok UMKM. Kehadiran  UMKM Ini merupakan bagian dari komitmen untuk menjaga dan mengembangkan warisan dunia ini sebagai aset terkait pengelolaan, pengembangan, dan pelestarian noken yang sudah ditetapkan sebagai warisan dunia tentu menjadi branding sendiri.
 UMKM Noken mempunyai peluang besar kedepannya untuk dikembangkan karena perlahan tapi pasti, tingkat permintaannya di pasar cukup menjanjikan karena :
1.Pemesanan noken di tingkat pemerintahan Papua. Saat ini, hampir semua kabupaten di Bumi Cendrawasih ini mengeluarkan peraturan bahwa noken sebagai aksesoris wajib digunakan pada saat jam kerja. Ini merupakan  bentuk apresiasi kehadiran noken sebagai identitas Papua dan penghargaan noken sebagai aksesoris khusus berbasis budaya dalam birokrasi pemerintahan di Papua. Hal ini yang kemudian  memunculkan gairah  mama-mama Papua  untuk membuatnya  setelah ditetapkankan  penggunaan  wajib noken bagi seluruh Aparatur Sipil Negara di wilayah Papua.
2. Pemesanan noken di tingkat internasional dari wisatawan yang menyukai atau menggemari produk lokal ini. Tingkat kepopuleran Noken sebagai identitas budaya Indonesia khususnya sebagai kerajinan unggulan Papua, menjadikannya sebagai benda yang menarik untuk dijadikan sebagai oleh-oleh atau sebagai  barang koleksi.
Melihat fenomena tersebut dapat disimpulkan Noken sebagai produk lokal yang punya nilai lokal cukup tinggi mampu  meningkatkan kebutuhan pasar domestik dan internasional. Kondisi itu berdampak positif bagi terciptanya lapangan pekerjaan yang dapat dikembangkan oleh masyarakat Papua, yang memang pada dasarnya sudah menjadi pengrajin Noken.
Kehadiran  JNE di Kota Timika, Papua
JNE sebagai salah satu perusahaan jasa pengiriman barang hasil dari produk UMKM Noken sangatlah diperlukan karena menjadi jembatan antara penjual dan pembeli yang berada di lokasi yang berjualan. JNE memberikan kemudahan kepada masyarakat guna mendapatkan produk noken khas Papua ini yang dibarengi dengan semangat Connecting Happiness dan turut mengembangakan UMKM memasarkan produknya secara online. JNE punya program edukasi digital marketing dan digital packaging sehingga  UMKM dapat bersaing secara nasional. Kehadirannya sangat membantu dalam memasarkan produk-produk khas yang dihasilkan UMKM  lokal terutama noken di seluruh Indonesia dan luar negeri yang pada akhirnya berdampak positif terhadap perekonomian daerah Papua. Â
Penutup
Bagi orang Papua, Noken adalah salah satu warisan leluhur orang Papua. Warisan budaya ini sudah menyatu dengan orang Papua turun temurun dan sekarang bagaimana orang Papua menyelamatkan dan melestarikan sehingga tetap menjadi warisan budaya dunia. Peran UMKM Noken dan JNE sebagai perusahaan ekspedi dirasa punya pengaruh besar dalam menyebarkan spirit tersebut  sekaligus  membantu meningkatkan pendapatan daerah Papua khususnya mama-mama Papua yang bertindak sebagai pengrajin noken.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H