2.Minimnya jumlah peralatan bongkar muat yang memadai untuk kapal kontainer di tiap terminal peti kemas, membuat aktifitas bongkar muat tidak efisien dan efektif karena tidak bisa dilakukan dengan cepat. Jumlah perlatan tidak mencukupi bila dibandingkan dengan jumlah kontainer yang terus meningkat dari tahun ke tahun
3. Fasilitas pendukung untuk operasional Pelabuhan Garongkong belum optimal sehingga diperlukan peralatan sebagai sarana untuk bongkar muat dari dan ke kapal dengan kebutuhan yang minimal agar kegiatan kepelabuhanan dapat berjalan.
4.Port Performance Indicator yang bersifat operasional pelayanan kapal yang masih belum efisien dan efektif. Bila hal ini terus terjadi maka dapat membuat berkurangnya kapal yang singgah di Pelabuhan Garongkong. Pelayanan kapal yang cepat efektif dan efisien dalam melakukan aktifitas bongkar muat dapat mengurangi biaya pengeluran bagi perusahaan pelayaran.
5. Faktor SDM yang belum berorientasi kepada kepuasan pelanggan hal ini dapat menjadi kelemahan bagi pihak pengelola Pelabuhan Garongkong. Salah satu ciri-ciri hub port internasional itu adalah memiliki manajemen yang bertaraf internasional yang memiliki orientasi kepada kepuasan pelanggan dalam melakukan aktifitas di pelabuhan.
Â
c.Faktor Peluang (Opportunity)
[caption caption="Kondisi Sekitar Pelabuhan Garongkong "]
1.Secara geografis pelabuhan Garongkong terletak di jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II sehingga memungkinkan pelabuhan ini akan menjadi gerbang masuk dan keluar barang-barang perdagangan dari dan ke wilayah Indonesia timur.
2. Pelabuhan Garongkong juga akan dijadikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seluas 500 Ha. Hal ini membawa dampak pada aktivitas perdagangan yang lebih meningkat intensitasnya dan pula dapat membangkitkan tergalinya potensi alam yang selama ini belum diolah secara maksimal.
3. Pelabuhan Garongkong dijadikan sebagai pelabuhan penyangga Pelabuhan Soekarno Hatta khususnya dalam hal distribusi peti kemas dan bongkar muat barang curah
4. Pelabuhan Garongkong merupakan rencana infrastuktur pemerintah dalam mega proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sehingga dapat menarik investor dalam pengembangannya.