Â
            Salah satu moment yang menyita banyak perhatian para wisatawan di Toraja Event  tahun ini  adalah  tradisi  Manene’. Sekedar informasi Manene adalah proses penggantian baju jenazah yang usianya mencapai puluhan hingga ratusan tahun. Ritual MaNene’ dianggap sebagai wujud kecintaan mereka pada para leluhur, tokoh dan kerabat yang sudah meninggal dunia. Mereka tetap berharap, arwah leluhur menjaga mereka dari gangguan jahat, hama tanaman, juga kesialan hidup.
Ritual ini biasanya diadakan di Bulan Agustus  dimana saat itu adalah musim panen. Dalam pelaksanaannya, tradisi ini baru  dilaksanakan setelah masyarakat telah memanen hasil perkebunannya.Tak boleh loh dilakukan sebelum panen karena dipercaya panen akan mengalami gangguan entah itu disebabkan hama, tikus atau faktor alam lainnya.
1.Para tetua-tetua Toraja (Ne' Tomina Lumba) membacakan doa/ mantra dalam bahasa Toraja Kuno. Hal ini dilakukan sebelum mayat tersebut di angkat dari peti,
- Setelah itu, mayat tersebut diangkat dari peti dan mulai dibersihkan dari atas kepala hingga ujung kaki dengan menggunakan kuas atau kain bersih.
- Mayat tersebut dipakaikan baju yang baru dan kemudian kembali dibaringkan di dalam peti tadi.
Selama prosesi Manene, sebagian kaum lelaki membentuk lingkaran menyanyikan lagu dan tarian yang melambangkan kesedihan. Lagu dan gerak tarian tersebut guna untuk menyemangati para keluarga yang ditinggalkan.
 Selain  mengganti baju dari jenazah terkadang juga ada bagian dimana masyarakat juga turut  membersikan patane (bangunan makam jenazah). Membersikan Patane dilakukan oleh  semua warga dalam kampung  dan akan duduk dan makan bersama di rante. Setelah itu dilanjutkan dengan akan ada acara sisemba yaitu  tradisi aksi adu kaki  atau baku tendang yang lebih terlihat seperti tawuran massal.
           Bagaimana menurut anda tentang Tradisi Manene ini. Tertarik untuk melihatnya?