Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tradisi Manene' dari Toraja Yang Unik, Langka dan Membuat Bulu Kuduk Berdiri

30 Agustus 2015   11:32 Diperbarui: 25 November 2015   10:40 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

             Salah satu moment yang menyita banyak perhatian para wisatawan di Toraja Event  tahun ini  adalah  tradisi  Manene’. Sekedar informasi Manene adalah proses penggantian baju jenazah yang usianya mencapai puluhan hingga ratusan tahun. Ritual MaNene’ dianggap sebagai wujud kecintaan mereka pada para leluhur, tokoh dan kerabat yang sudah meninggal dunia. Mereka tetap berharap, arwah leluhur menjaga mereka dari gangguan jahat, hama tanaman, juga kesialan hidup.

Ritual ini biasanya diadakan di Bulan Agustus  dimana saat itu adalah musim panen. Dalam pelaksanaannya, tradisi ini baru  dilaksanakan setelah masyarakat telah memanen hasil perkebunannya.Tak boleh loh dilakukan sebelum panen karena dipercaya panen akan mengalami gangguan entah itu disebabkan hama, tikus atau faktor alam lainnya.

 

 

            Adapun proses  secara umum dalam menjalankan tradisi ini yaitu

1.Para tetua-tetua Toraja (Ne' Tomina Lumba) membacakan doa/ mantra dalam bahasa Toraja Kuno. Hal ini dilakukan sebelum mayat tersebut di angkat dari peti,

  1. Setelah itu, mayat tersebut diangkat dari peti dan mulai dibersihkan dari atas kepala hingga ujung kaki dengan menggunakan kuas atau kain bersih.
  2. Mayat tersebut dipakaikan baju yang baru dan kemudian kembali dibaringkan di dalam peti tadi.

Selama prosesi Manene, sebagian kaum lelaki membentuk lingkaran menyanyikan lagu dan tarian yang melambangkan kesedihan. Lagu dan gerak tarian tersebut guna untuk menyemangati para keluarga yang ditinggalkan.

 Selain  mengganti baju dari jenazah terkadang juga ada bagian dimana masyarakat juga turut  membersikan patane (bangunan makam jenazah). Membersikan Patane dilakukan oleh  semua warga dalam kampung  dan akan duduk dan makan bersama di rante. Setelah itu dilanjutkan dengan akan ada acara sisemba yaitu  tradisi aksi adu kaki  atau baku tendang yang lebih terlihat seperti tawuran massal.

           

            Bagaimana menurut anda tentang Tradisi Manene ini. Tertarik untuk melihatnya?

 

Foto oleh: Ibu Martina Pulo dan Bang All

 

Penulis:
Alumnus Universitas Hasanuddin asal Tana Toraja, Heriyanto Rantelino
Facebook:   Heriyanto Rantelino
Twitter: @Ryan_Nebula
No HP: 085242441580

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun