Perempuan itu terdiam. Ia menyerah, dan...
"Ya sudahlah. Antar ke Blok B-2 No 14."
Rasanya lega nafasku, seperti terlepas dari sandera, atau tali yang menyesakkan dada. Aku bisa pulang dan kelelahan ini harus mendapatkan obatnya.
*
Di hari berikutnya, saat aku berbenah arsip dan dokumen. Aku menemukan sebuah surat yang terselip di antara lembaran file. Surat beramplop airmail yang tersimpan lama. Mungkin sudah puluhan tahun amplop itu tak tersentuh. Dan saat pandanganku tertuju pada nama pengirimnya, aku tersentak tak percaya. Tiba-tiba saja aku merasa bersalah.
Jakarta, 29 Juli 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H