Kisah tentang suami istri di rumah besar itu sungguh membuat kami turut bersedih. Andaikan itu terjadi pada keluargaku, aku bisa merasakan bagaimana sakitnya menjadi seorang istri yang ditinggal suami karena orang ke tiga.
Benar kata suamiku, rumput tetangga tak selalu lebih hijau. Padahal rumput sendiri bila rajin disirami dan sekali waktu dipupuk tentu akan hijau  pula. Dan bisa jadi lebih hijau dari rumput tetangga yang paling hijau.
Dan aku tiba-tiba merasa menjadi burung yang paling beruntung di dunia. Meski kami hanyalah seekor burung, tapi suamiku tak pernah menggoda burung betina lain selain aku. Mungkin karena kami tak memiliki ego.
Suamiku setiap hari pergi jauh dan pulang ke sarang dengan tak lupa membawa makanan. Aku bahagia, setiap hari aku dan anak-anaknya disuapi olehnya. Makan dan minum lewat paruhnya. Dan makanan yang dibawa suamiku selalu makanan-makanan yang terbaik. Itulah mengapa bulu-buluku selalu terlihat sangat menarik. Penuh warna-warni yang harmonis dan sejuk dipandang. Paduan warnanya mampu membuat siapa saja terpesona , apalagi manusia. Tak heran banyak yang rela merogoh kocek lebih dalam untuk memiliki kami, pasangan-pasangan love bird untuk dijadikan hewan peliharaannya.
Tapi sejujurnya aku masih belum paham tentang romantisme. Tak seharusnya aku iri pada manusia apalagi tentang romantisme bulan September. Sebab bagi love bird, semua bulan adalah September.
#1609cerpen
Karya ini diikut sertakan dalam rangka mengikuti event Romansa September RCT