Mohon tunggu...
Heri Purnomo
Heri Purnomo Mohon Tunggu... Administrasi - nothing

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penjara

16 Juli 2016   11:40 Diperbarui: 16 Juli 2016   11:45 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sel-sel penjara
merampas bebas
menjerat tak berdaya

penjara
di setiap sudut kamar
di seluruh penjuru mata angin
bahkan di setiap molekul oksigen
bersenyawa
dalam pori-pori
hingga
tersandera

mata terpenjara
kuping terpenjara
hidung terpenjara
lidah terpenjara
otak terpenjara

rasa terpenjara
cinta terpenjara
ruh terpenjara
jiwa terpenjara
seluruh hidup terpenjara
pengap
gelap
pekat

hanya geliat nafsu
menggumulinya bagai kekasih
dicintai
bahkan menikahinya
padahal
terpenjara

bilakah kubebas?
bilakah kupulang?
sebelum pulang yang sebenarnya
sebelum sang penjemput menanti
di pintu gerbang
penjara

***
Ciracas, 16 Juli 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun