Mohon tunggu...
Heri Purnomo
Heri Purnomo Mohon Tunggu... Administrasi - nothing

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menuju DKI-1, Saatnya Membeli Kucing di Luar Karung

7 Mei 2012   14:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:35 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kita hendak membeli barang, apakah itu barang elektronik, furniture , rumah, mobil atau pun membeli buku , dan lain-lain tentu terlebih dahulu kita akan melihat kondisi dan spesifikasi dari barang tersebut. Jika pengetahuan kita terhadap barang yang dibeli sangat sedikit, tentu kemungkinan akan salah memilih cukup besar. Bisa jadi di awal kita terpesona atas penampilan barang yang hendak kita beli. Bisa karena warnanya yang menarik, atau promosi penjualannya yang sangat gencar, sehingga seringkali kita lupa menanyakan spesifikasi dan kekuatan dari barang yang hendak dibeli, dan cukup puas dengan penglihatan sesaat. Apa yang akan terjadi ? Bisa jadi pembeli akan dikecewakan, karena barang yang dibeli ternyata baru nampak buruknya saat sudah pakai sehari-hari. Tak seperti saat awal-awal barang tersebut diiklankan.

Penulis pikir, perumpamaan ini tak jauh beda dengan memilih seorang pemimpin. Seorang pemimpin pun sering dijual oleh tim suksesnya dengan bahasa-bahasa yang mengesankan bahwa kandidat yang diusungnya sangat hebat. Juga dalam berbusana pun sangat diperhatikan sedetail mungkin untuk dapat mengangkat citra di depan calon pemilihnya. Calon pemilih kadang dibuat bingung, semua calon nampak hebat. Dari busananya seolah yang nampak  hanya kegagahan dan kehebatan calon pemimpin. Terlebih lagi sebagian besar masyarakat kita tak peduli dengan isi dan kapasitas calon pemimpin yang akan dipilihnya. Masyarakat kita lebih banyak mendapatkan masukan-masukan dan gambaran sekilas tentang sosok yang akan ikut menentukan nasib para rakyat di kemudian hari setelah terpilih.

Melihat realitas sebagian besar perilaku pemilih seperti ini, maka rasanya "kalau boleh pesimis ", tentu kita akan pesimis melihat kualitas pemimpin seperti apa yang akan dihasilkan dengan sistem pemilihan dan masa pemilih yang mayoritas belum tersentuh edukasi, atau pengetahuan tentang prestasi apa saja dari calon Gubernur. Bahkan banyak yang memiliki hak pilih, namun bersikap menjadi golongan putih ( golput )  sebagai protes terhadap tiadanya calon yang menurutnya menjanjikan.

Dan untuk itu, penulis akan mencoba menampilkan data prestasi-prestasi calon Gubernur DKI-1 yang akan bertarung pada tanggal 11 Juli 2012 nanti. Meskipun sedikit mudah-mudahan bisa menjadi bahan referensi agar para pembaca mendapatkan gambaran seberapa jauh kemampuan dan kapasitas calon untuk menjadikan DKI Jakarta lebih baik dan berbagai permasalahannya bisa diurai dan dipecahkan.

Untuk itu urutan ulasan prestasi mereka saya coba  susun berdasarkan urutan abjad  agar terasa adil bagi semua kandidat dan para calon pemilih maupun pembaca artikel ini. Sebagai urutan pertama adalah Bpk. Alex Noerdin, beliau saat ini masih menjabat Gubernur Sulawesi Selatan.

1. Alex Noerdien

Prestasi Alex Noerdin yang saya paparkan di sini adalah prestasi beliau sewaktu menjabat bupati di Kabupaten Musi Banyuasin.

  1. Menggerakkan wajib belajar 15 tahun.http://www.tempo.co/read/news/2007/07/06/058103268/Musi-Banyuasin-Berlakukan-Wajib-Belajar-15-Tahun-Gratis
  2. Mempelopori Musi Banyuasin sebagai kabupaten pertama yang menyediakan jaminan kesehatan menyeluruh kepada rakyat tahun 2002.
  3. Link berikut ini mengutip pengakuan langsung dari pihak Jamsostek.  http://www.jamsostek.co.id/content/news.php?id=755
  4. Meningkat APBD menjadi 1,6 triliun melalui royalti minyak dan gas pada saat Kabupate Blora (sama-sama kota minyak) cuma 800 miliar. http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/07/18/22519/APBD-Musi-Banyuasin-Rp-16-Triliun-Blora-Hanya-Rp-800-Miliar-
  5. Siapa bilang rakyat Musi Banyuasin homogen? Banyak kok orang Batak beragama Kristen yang relokasi.

Sedang prestasinya sewaktu menjabat sebagai gubernur Sumatera Selatan adalah :

  1. Penerapkan program pendidikan dan sekolah gratis
  2. Mengembangkan Jakabaring menjadi pusat olahraga dengan penambahan sejumlah venue
  3. Sukses menyelenggarakan SEA Games XXVI

sumber : http://news.detik.com/read/2012/04/07/104855/1886791/10/pernyataan-soal-alex-noerdin-tak-berprestasi-dinilai-menyesatkan

2. Faisal Basri

Untuk Prestasi, Faisal Basri adalah seorang Ekonom Nasional yangsuaranya cukup didengar. Sayangnya itu belum mampu mensejahterakanrakyat Indonesia.

Belum ada prestasi yang diraih oleh Faisal Basri karena belum pernahmemegang jabatan publik. Ada pun pikiran-pikirannya sebagai ekonommungkin bisa kita baca apakah memihak rakyat atau tidak:

Sumber : http://cybercityindonesia.com/forums/topic/399/calon-gubernur-dki-jakarta-perio?mobile=1

3. Fauzi Bowo

Berdasarkan Berita Daerah - Jabodetabek, segudang prestasi ditorehkan Fauzi Bowo selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Salah satunya dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi Jakarta. Untuk tahun ini, Pemprov DKI menargetkan pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 6,8 persen atau lebih tinggi dibanding pencapaian tahun 2011 sebesar 6,7 persen. ( Sumber : Sumber : http://beritadaerah.com/news/getContent/60719 )

Untuk Fauzi Bowo, penulis masih mencari beberapa sumber informasi  tambahan untuk melengkapi daftar prestasi beliau. Jika ada temuan dari teman-teman kompasioner bisa ditambahkan agar  dapat penulis lengkapi data prestasi  beliau yang konon kabarnya sangat banyak. Atau mungkin jika ada yang memiliki Rangkuman Buku Prestasi beliau boleh juga dishare di sini.

4. Hendardji

Untuk cagub Hendardji, sampai saat ini penulis belum menemukan referensi prestasi-prestasi beliau. Hanya sebagai pembeda dari yang lain, Hendardji mempunyai fokus perhatian terhadap masalah penanganan sampah dan keamanan.

5. Hidayat Nur Wahid

Berikut adalah catatan yang ditulis oleh  staf media DR. Hidayat Nur Wahid (Ketua MPR periode 2004-2009).  Ada beberapa rekaman yang dishare disini tentang apa yang pernah dilakukan oleh seorang Hidayat Nur Wahid selama memegang amanah sebagai Ketua MPR RI.

  1. HNW mensosialisasikan Indonesia sebagai negara mayoritas muslim yang menjalankan demokrasi. Ini mendapat apresiasi dari dubes2 negara asing untuk Indonesia yang bertemu langsung ke Hidayat Nur Wahid.
  2. HNW merupakan sosok pimpinan MPR yang konsisten menjalankam ketentuan UUD.
  3. HNW menyerahkan “angpau” pernikahannya dengan dr Diana Abbas Thalib, kepada KPK
  4. HNW menolak pemberian laptop bagi anggota dewan seharga Rp. 21 Juta
  5. HNW menolak cincin kenangan anggota DPR seharga total Rp. 5 Miliar
  6. HNW masih menyempatkan melakukan kunjungan kerja sebagai anggota Dewan di Dapil Jakarta Barat dan Jakarta Selatan.
  7. HNW masih terus ikut rapat paripurna sebagai anggota DPR RI
  8. Mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana dari Presiden SBY 15 Agustus 2009
  9. Mengenai anggaran Ketua MPR, perjalanan dinas dihitung berdasarkan hari kerja dan tidak termasuk hari perjalanan.
  10. Laporan keuangan MPR dinilai Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
  11. Melahirkan hari konstitusi dengan SK Presiden No. 18/ 2008
  12. HNW melakukan program penghematan anggaran sebesar Rp. 59,7 milyar.
  13. Memprakarsai dan mempopulerkan Sosialisasi UUD 1945 melalui Cerdas Cermat Nasional pada tingkat SMU, mulai dilaksanakan sejak tahun 2008.

sumber : http://hidayatnurwahid.com/2012/03/27/secuil-prestasi-hidayat-nur-wahid-saat-menjabat-ketua-mpr/

6. Joko Widodo

Berikut adalah prestasi yang pernah diraih Jokowi :

Penghargaan Personal :

  1. 10 Tokoh di Tahun 2008 oleh Majalah Tempo
  2. Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta Award
  3. Bung Hatta Anticorruption Award (2010)
  4. Charta Politica Award (2011)
  5. Wali Kota teladan dari Kementerian Dalam Negeri (2011)

Kota Solo di Masa Kepemimpinan Jokowi:

Kota dengan Tata Ruang Terbaik ke-2 di Indonesia

  1. Piala dan Piagam Citra Bhakti Abdi Negara dari Presiden Republik Indonesia (2009), untuk kinerja kota dalam penyediaan sarana Pelayanan Publik, Kebijakan Deregulasi, Penegakan Disiplin dan Pengembangan Manajemen Pelayanan
  2. Piala Citra Bidang Pelayanan Prima Tingkat Nasional oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia (2009)
  3. Penghargaan dari Departemen Keuangan berupa dana hibah sebesar 19,2 miliar untuk pelaksanaan pengelolaan keuangan yang baik (2009)
  4. Penghargaan Unicef untuk Program Perlindungan Anak (2006)
  5. Indonesia Tourism Award 2009 dalam Kategori Indonesia Best Destination dariDepartemen Kebudayaan dan Pariwisata RIbekerjasama dengan majalah SWA.
  6. Penghargaan Kota Solo sebagai inkubator bisnis dan teknologi (2010) dari Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI).
  7. Grand Award Layanan Publik Bidang Pendidikan (2009)
  8. 5 kali Anugerah Wahana Tata Nugraha (2006-2011) – Penghargaan Tata Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Umum.
  9. Penghargaan Manggala Karya Bhakti Husada Arutala dari DepKes (2009).
  10. Kota Terfavorit Wisatawan 2010 dalam Indonesia Tourism Award 2010 yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
  11. Pemerintah Kota Solo meraih penghargaan kota/kabupaten pengembang UMKM terbaik versi Universitas Negeri Sebelas Maret alias UNS SME’s Awards 2012.
  12. Penghargaan dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono sebagai salah satu kota terbaik penyelenggara program pengembangan mewujudkan Kota Layak Anak (KLA) 2011.
  13. Penghargaan Langit Biru 2011 dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk kategori Kota dengan kualitas udara terbersih.
  14. Penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam bidang Pelopor Inovasi Pelayanan Prima (2010).

Sumber : http://politik.kompasiana.com/2012/04/18/torehan-prestasi-jokowi/

Inilah data-data prestasi para calon Gubernur DKI Jakarta. Kita harapkan yang akan terpilih nanti benar-benar sosok yang sanggup memimpin Jakarta menjadi lebih baik dan semoga permasalahan pelik yang tak kunjung selesai seperti kemacetan dan banjir menjadi prioritas utama dan bisa dipecahkan dengan baik.

Namun, tanpa banyak yang mengetahui seberapa besar kapasitas beliau dengan mengeluarkannya dari karung pencitraan, tentu kita tak akan pernah mendapatkan seorang pemimpin yang berkarakter pemimpin sebenarnya. Pemimpin yang bisa memimpin dirinya sendiri sehingga mampu pula memimpin rakyatnya. Bukan pemimpin yang tak bisa mengalahkan ego pribadi, dan tak sanggup mengatakan tidak jika sudah terjerat oleh gula-gula politik alias money politic.

Masyarakat demokrasi akan bisa berubah ke arah yang lebih baik seandainya sebagian masyarakat dapat memilih berdasarkan obyektifitas kemampuan yang dipilih. Jika tidak, kita akan jalan di tempat, sampai benar-benar kita disadarkan oleh kemandegan atau bahkan kemunduran. Itulah kompensisasi dari seringnya kita membeli kucing dalam karung. Maka , tibalah saatnya calon pemilih semestinya membeli kucing di luar karung, agar tak dikecewakan oleh janji-janji yang mudah diucapkan, tapi tanpa dasar.

Salam

13363971692060158028
13363971692060158028

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun