Kota dengan Tata Ruang Terbaik ke-2 di Indonesia
- Piala dan Piagam Citra Bhakti Abdi Negara dari Presiden Republik Indonesia (2009), untuk kinerja kota dalam penyediaan sarana Pelayanan Publik, Kebijakan Deregulasi, Penegakan Disiplin dan Pengembangan Manajemen Pelayanan
- Piala Citra Bidang Pelayanan Prima Tingkat Nasional oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia (2009)
- Penghargaan dari Departemen Keuangan berupa dana hibah sebesar 19,2 miliar untuk pelaksanaan pengelolaan keuangan yang baik (2009)
- Penghargaan Unicef untuk Program Perlindungan Anak (2006)
- Indonesia Tourism Award 2009 dalam Kategori Indonesia Best Destination dariDepartemen Kebudayaan dan Pariwisata RIbekerjasama dengan majalah SWA.
- Penghargaan Kota Solo sebagai inkubator bisnis dan teknologi (2010) dari Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI).
- Grand Award Layanan Publik Bidang Pendidikan (2009)
- 5 kali Anugerah Wahana Tata Nugraha (2006-2011) – Penghargaan Tata Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Umum.
- Penghargaan Manggala Karya Bhakti Husada Arutala dari DepKes (2009).
- Kota Terfavorit Wisatawan 2010 dalam Indonesia Tourism Award 2010 yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
- Pemerintah Kota Solo meraih penghargaan kota/kabupaten pengembang UMKM terbaik versi Universitas Negeri Sebelas Maret alias UNS SME’s Awards 2012.
- Penghargaan dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono sebagai salah satu kota terbaik penyelenggara program pengembangan mewujudkan Kota Layak Anak (KLA) 2011.
- Penghargaan Langit Biru 2011 dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk kategori Kota dengan kualitas udara terbersih.
- Penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam bidang Pelopor Inovasi Pelayanan Prima (2010).
Sumber : http://politik.kompasiana.com/2012/04/18/torehan-prestasi-jokowi/
Inilah data-data prestasi para calon Gubernur DKI Jakarta. Kita harapkan yang akan terpilih nanti benar-benar sosok yang sanggup memimpin Jakarta menjadi lebih baik dan semoga permasalahan pelik yang tak kunjung selesai seperti kemacetan dan banjir menjadi prioritas utama dan bisa dipecahkan dengan baik.
Namun, tanpa banyak yang mengetahui seberapa besar kapasitas beliau dengan mengeluarkannya dari karung pencitraan, tentu kita tak akan pernah mendapatkan seorang pemimpin yang berkarakter pemimpin sebenarnya. Pemimpin yang bisa memimpin dirinya sendiri sehingga mampu pula memimpin rakyatnya. Bukan pemimpin yang tak bisa mengalahkan ego pribadi, dan tak sanggup mengatakan tidak jika sudah terjerat oleh gula-gula politik alias money politic.
Masyarakat demokrasi akan bisa berubah ke arah yang lebih baik seandainya sebagian masyarakat dapat memilih berdasarkan obyektifitas kemampuan yang dipilih. Jika tidak, kita akan jalan di tempat, sampai benar-benar kita disadarkan oleh kemandegan atau bahkan kemunduran. Itulah kompensisasi dari seringnya kita membeli kucing dalam karung. Maka , tibalah saatnya calon pemilih semestinya membeli kucing di luar karung, agar tak dikecewakan oleh janji-janji yang mudah diucapkan, tapi tanpa dasar.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H