Mohon tunggu...
Heri Pujianto
Heri Pujianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pebisnis yang suka menulis. WA 082177158254
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis sebagai nasihat bagi diri sendiri dan berbagi untuk saling memotivasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Membuat Audiens Single Fokus agar Presentasi Berjalan Mulus

17 September 2020   06:57 Diperbarui: 17 September 2020   07:04 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak kita begitu asyiknya melihat film anak kegemarannya di TV. Dipanggil berkali kali tidak mendengar. Bahkan dengan berteriak sekalipun.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Karena sang anak dalam kondisi trance. Kondisi terhipnosis oleh film anak kegemarannya tersebut.

Anak mengalami single fokus sehingga hanya fokus, memperhatikan film di TV dan tidak peduli dengan hal lain.

Bayangkan jika kita bisa membuat audiens peserta presentasi kita juga terhipnosis oleh kita. Bisa mencapai kondisi trance.

Peserta bisa single fokus pada materi yang kita presentasikan. Bisa dipastikan audiens akan lebih mudah memahami materi yang kita sampaikan.

Tentu pada akhirnya tujuan kita tercapai. Audiens percaya dengan materi yang kita sampaikan. Bahkan mengikuti kemauan kita yang telah kita persuasikan.

Bagaimana caranya agar audiens bisa single fokus sehingga terhipnotis oleh pembicara?

NLP adalah jawabannya. NLP memiliki berbagai teknik yang membuat audiens hanya fokus pada acara. Fokus pada presenter dan materi presentasinya. Antara lain teknik Sliding Instruction.

Teknik NLP mampu menggerakkan pikiran bawah sadar audiens agar single focus.

SEMANGAT PAGI. TETAP SEMANGAT dalam doa dan usaha. TETAP JAGA kebersihan dan kesehatan. TETAP JAGA peluang dan harapan.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun