Mohon tunggu...
Herini Ridianah
Herini Ridianah Mohon Tunggu... Guru - write with flavour

pemerhati sosial dan pendidikan, guru les MIPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tingginya Angka Perceraian, Turunnya Angka Pernikahan, Ada Apa?

6 Oktober 2023   19:44 Diperbarui: 6 Oktober 2023   19:52 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diceritakan bahwa dalam melakukan perjanjian ini sampai-sampai Allah mengangkat gunung Tursina di atas kepala Bani Israel. Dalilnya terdapat dalam Qur'an surah an-nisa ayat 154 :

  

"Dan Kami angkat gunung (Sinai) di atas mereka untuk (menguatkan) perjanjian mereka. Dan Kami perintahkan kepada mereka, "Masukilah pintu gerbang (Baitulmaqdis) itu sambil bersujud," dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka, "Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabat." Dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kukuh."

Dengan menyebut pernikahan sebagai mitsaqan gholiidzho, artinya pernikahan bukanlah perjanjian yang bisa dipermainkan dan bisa diambil dengan sembarangan tanpa ada persiapan.

 Tak hanya itu, dalam Islam juga memiliki tujuan yang jelas lagi mulia terkait pernikahan yaitu sebagai sarana agar kehidupan masyarakat tetap dalam kesucian dan kemuliaan, mewujudkan jalinan cinta kasih dan tergapainya ketentraman hati atau Sakinah. Sesuai dengan QS ar-rum ayat 21: "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang." Tujuan pernikahan bagi seorang muslim adalah untuk melanjutkan keturunan, menghindarkan dosa, mempererat tali silaturahim, sebagai sarana dakwah dan menggapai marodhotillah.

 Pun Islam juga memiliki tuntunan yang jelas ketika menjalani kehidupan suami istri kehidupan suami istri adalah kehidupan persahabatan seperti yang dijelaskan dalam QS. Ar-rum ayat 21 di atas. Ketika pasangan suami istri ini diamanahi keturunan, Islam juga memberikan tuntunan agar mereka saling bekerja sama untuk mendidik anak-anak mereka dengan benar sesuai dengan tuntunan Syariah.

 Anak laki-laki dipersiapkan untuk menjadi pemimpin sedangkan anak perempuan dipersiapkan untuk menjadi pencetak para pemimpin peradaban. Ketika individu memahami konsep-konsep pernikahan dalam Islam seperti ini maka Islam akan mendapat kemuliaan dari pernikahan ini.

Salah satu contohnya adalah pernikahan kedua orang tua Salahuddin al-ayyubi, sang pembebas Baitul Maqdis. Tujuan pernikahan mereka adalah mencetak generasi yang akan  menjadi pembebas Baitul Maqdis.

Hanya saja yang perlu dipahami konsep-konsep ini tidak akan bisa serta merta dijalankan individu dengan sempurna tanpa ada peran negara. Maka Islam memerintahkan agar negara juga turut mengambil peran untuk menciptakan generasi berkualitas.

 Untuk merealisasikannya, negara dalam sistem islam diwajibkan  menerapkan sistem pendidikan Islam. Hasil dari pendidikan Islam adalah generasi yang memiliki syahsiyah Islam/ kepribadian islam. Mereka memiliki pola pikir atau aqliyah dan pola sikap atau nafsiyah sesuai dengan tuntunan syariat. Tak hanya itu, pendidikan Islam juga akan membekali generasi dengan ilmu alat kehidupan. Sehingga mereka mampu memenuhi dan menyelesaikan permasalahan kehidupan. Lebih detail lagi, Syekh A'tha bin Kholil dalam kitabnya dasar-dasar pendidikan Khilafah menjelaskan bahwa khusus bagi siswa perempuan ada kurikulum ke rumah tanggaan.

 Dengan demikian, generasi yang terlahir adalah generasi yang paham konsekuensi dan siap mengemban amanah besar. Sehingga ketika mereka menikah, mereka akan paham konsekuensi dan amanah menjadi suami istri dan orang tua. Maka ketika terjadi ketidak selarasan, mereka akan mengembalikan semua perkara pada hukum syariah. Mereka akan berinteraksi dengan makruf kepada pasangan dan menjaga pernikahan dari hal-hal yang menyebabkan perceraian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun