Pasca idul fithri hingga hari ini, makin banyak fakta terkuak tentang pemikiran nyleneh dan kebiasaan tak lazim  pesantren Al-Zaytun. Diantaranya pendapat yang mengatakan bahwa tidak perlu untuk pergi ke Mekkah untuk melakukan ibadah haji misalnya cukup berada di sini , adzan dengan menghadap pada jamaah,  memperbolehkan laki-laki dan perempuan menjadi satu shaf saat sholat, ataupun berjauh-jauhan dalam salat, hingga bernyanyi lagu yahudi yang jelas bertentangan dengan Islam.
Belum selesai dengan Al-Zaitun, kini muncul pondok pesantren di pulau Sumatera, yakni Al-Kafiyah yang diduga memberikan ajaran sesat kepada para santrinya. Diantaranya, membolehkan seseorang berbuat dosa, sebab nantinya bisa dilakukan penghapusan dosa dengan mahar sebesar Rp 30 juta. Selain itu salat diimami wanita, shalat isya 100 rakaat untuk stok, hingga kebolehan lawan jenis untuk tinggal bersama dan zina. (http://www.suara.com) Naudzubillah.
Definisi sesat
 Jadi ada banyak hal yang mungkin membuat orang bingung.  Apakah itu sudah pasti kesesatan?. Sesat itu di dalam bahasa arab artinya dhalal. Lawan katanya adalah Hidayah, petunjuk. Dalam kehidupan itu selalu ada dua hal yang bertentangan, sesuatu yang bertolak belakang, seperti  hitam dan putih, surga dan neraka, syariat (wahyu) dan hawa nafsu. Sesat itu jauh dari kebenaran dan petunjuk
 Sangat mudah kita temukan di dalam Islam bahwasanya pertentangan kata-kata petunjuk dan kesesatan. Di dalam surat al-fatihah  misalnya ihdinas sirotol mustaqim. Ya Allah berilah kami petunjuk, bimbing kami di jalanMu. ihdinas sirotol mustaqim sirotol ladzina an'amta alaihim ghairil. Kata dholil itu artinya tersesat. Kalau kita berbicara tentang dholal (orang yang tersesat), maka kita berbicara tentang orang-orang yang mendapatkan petunjuk, hidayah, atau orang-orang yang ditunjuki oleh Allah.
 Kesesatan berarti  jalan-jalan yang bukan jalannya orang-orang mendapatkan hidayah, bukan jalannya para nabi, bukan jalannya para shidiqin, bukan jalannya para syuhada, dan bukan jalannya orang yang sholeh.  Agak sulit kita bisa untuk mengartikan, mendefinisikan sesuatu itu namanya sesat, kalau kita tidak ngerti atau kita tidak tahu yang mana yang disebut dengan orang yang mendapatkan petunjuk.
 Itulah mengapa Allah di dalam Alquran senantiasa menyampaikan bahwasanya sesat itu bertentangan dengan petunjuk. Kalau anda tidak mau tersesat, berarti anda ambil petunjuk. Kalau anda tidak mengambil petunjuk, berarti Anda pasti tersesat.
 "Man yahdillahu fala mudhillalah, wa man yudlillahu, fala hadiyallah",  Siapa yang mendapatkan hidayah dari Allah dia termasuk orang-orang ditunjuki. Maka bagi orang-orang yang sudah disesatkan, mereka tidak akan pernah mendapatkan bimbingan atau petunjuk.  Mudahnya cuma ada dua pilihan di dalam Islam, apakah anda menjadi orang yang ditunjuki atau mendapatkan Hidayah dari Allah ? atau anda jadi orang tersesat ?.
 Konsep  pertentangan-pertentangan seperti ini terdapat banyak di dalam Alquran. Misal di dalam QS. An-najm ayat 3:   ( Wa m yaniqu 'anil-haw )
Artinya: "Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya."