Mohon tunggu...
Herini Ridianah
Herini Ridianah Mohon Tunggu... Guru - write with flavour

pemerhati sosial dan pendidikan, guru les MIPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Filosofi Cabe

2 Mei 2019   21:44 Diperbarui: 2 Mei 2019   21:51 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya Ampun, bisa-bisanya dia fitnah aku. Kurang baik apa coba aku sama dia?. Hmmmz..sabar..sabar!" ucap seseorang yang merasa disakiti temannya.

Difitnah orang, disakitin, dibohongin, hingga dikhianati adalah sebagian dari masalah yang sering dijumpai di sekitar kita. Bagi orang yang mudah move on, ia tak akan ambil pusing dengan masalah yang menimpa dirinya. 

Sayangnya, bagi sebagian besar orang, keluh kesah disertai kekesalan bahkan umpatan begitu mudah meluncur dari lisannya saat masalah tak terduga menghampiri hidupnya. Kamu, termasuk tipe yang mana nich? moga aja termasuk tipe yang pertama yah.

Jika kamu saat ini ngerasa lagi banyak masalah, maka bersyukurlah!, itu yang dikatakan ustadz Okeu dalam salahsatu ceramahnya. Fokus pada perubahan mindset para jamaahnya, beliau mengajak jamaah untuk mengubah cara pandang mereka terhadap masalah agar merasa ringan bahkan happy ketika bertemu masalah sesulit apapun. 

Tak jarang, beliau mengajak rekannya yang telah berhasil keluar dari masalah besar untuk menginspirasi jamaah lainnya. Salah satu yang beliau sampaikan adalah filosofi cabe.

Filosofi cabe

Jika masalah diibaratkan sebagai cabe dengan level pedas yang beragam, tergantung jenis cabenya, maka mari kita belajar dari cabe. Apa yang kamu rasakan jika makan cabe tanpa makanan yang lain, alias 'ditambul'(dalam bahasa sunda)? Udah pasti pedes banget kan! lidah terasa terbakar, bibir perih dan panas. Begitu pula masalah. Jika masalah menghampiri, jangan langsung ditelan bulat-bulat dan reaktif menghadapinya. Bukannya masalah cepat selesai, yang ada tambah runyam. Please tenang dulu yah guys!

Bandingkan jika kamu makan cabenya setelah diolah jadi sambel disertai lalapan dan teman nasi lainnya? Hmmz, mantap enaknya bukan?. Begitulah masalah. Jika kita pandai mengelola masalah dengan baik, maka akan nikmat menjalaninya. Untuk menjadi sambal enak, cabe harus diuleg bersama bawang merah, bawang putih, garam, gula jawa, beserta penyedap rasa. 

Maka ketika berhadapan dengan masalah, ramulah masalah tadi dengan menambahkan ilmu syukur, ikhlas,sabar, shalat khusyu, tawakal,senantiasa berprasangka baik terhadap kehendak Allah SWT. Awalnya memang berat, wajar karena kurang latihan. 

Namun seiring kita berlatih mengelola masalah dengan baik, dijamin akan terasa nikmat dan happy menuntaskan setiap masalah. Pada saatnya nanti kita akan mampu mengubah masalah menjadi berkah. Insya Allah.

Sama dengan menerima rasa pedasnya cabe, maka hal pertama yang harus kita lakukan, terima dengan ikhlas masalah yang dihadapi. Jangan lihat masalahnya, tapi lihat siapa yang mengizinkan masalah itu hadir. Dialah Allah SWT, Tuhan kita semua. Tak ada satu kejadianpun di dunia ini yang terjadi, kecuali atas izinNya. Bahkan sehelai daun yang gugur sekalipun. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.Al-Ankabut ayat 2-3:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun