Mohon tunggu...
Heri Mahbub Nugraha
Heri Mahbub Nugraha Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Khidmatul Quran di Penyebaran Mushaf dan Nilai-Nilai

Pembelajar Al-Quran Sejati yang selalu berusaha menjadi lebih baik, mencari makna kehidupan dan perjalanan spiritual untuk kebahagiaan di Al-Quran Cordoba. semoga manfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Mushaf Standar Indonesia atau Mushaf Kemenag

15 Februari 2024   16:51 Diperbarui: 16 Februari 2024   16:46 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Mushaf Tadarus qurancordoba.com

Apa mushaf standar dulu yang dipakai untuk membaca Al-Quran di Indonesia? ini ulasannya.

Sebelum Indonesia merdeka bahkan 30 tahun lebih setelah merdeka, Kementrian Agama belum memiliki patokan standar yang seragam dalam pembuatan Mushaf Al-Quran, belum ada standarnya, umat membaca Quran dari beragam tulisan mushaf, sumbernya dari Turki, Jazirah Arab, Afrika, India, juga catatan para kiayi, Ulama yang bisa membingungkan jika terdapat perbedaan tanda baca, maka diperlukan Mushaf standar Al-Quran Kemenag.

Sumber awal mushaf standar Al-Quran di Indonesia

Untuk memahami Mushaf Standar Al-Quran Kemenag yang dipakai di Indonesia, sering disebut MSI ( Mushaf Standar Indonesia). Dari mana sumber asalnya dan perkembangannya dari dulu sampai abad 21 sekarang? jawabannya mushaf Al-Quran secara umum datang bersamaan dengan masuknya Islam ke wilayah nusantara yang diiringi mulainya pembelajaran bacanya, Al-Quran dibaca, dibunyikan secara lisan disertai tulisan mushafnya sampai berkembang seperti sekarang. Ulama yang mampu dan pandai menulis khat Al-Quran lalu membuatnya.

Mushaf standar Indonesia mulai dibahas tahun 1957 dengan berdirinya LPMQ (Lembaga Pentashihan Mushaf Al-Quran. 3 tahun setelahnya terbit mushaf kemenag namun belum berstandar rasm usmani. Maka MSI ini mulai dibahas serius oleh para Ulama awal tahun 70-an, Mushaf standar maksudnya Mushaf yang dibakukan cara penulisan/rasm, harakat, tanda baca dan tanda waqafnya, itulah penjelasan dari hasil musyawarah kerja (muker) Ulama ahli Al-Quran yang berlangsung 9 tahun, dari tahun 1974 s/d 1983 yang akhirnya menjadi pedoman bagi Mushaf Al-Quran Kemenag yang diterbitkan di Indonesia.

Sepanjang 9 tahun tersebut Ulama Al-Quran mengadakan muker sampai 9 kali, mereka yang ahli Al-Quran mengadakan musyawarah, mengkaji, berdiskusi lama, bagaimana menyamakan Mushaf standar yang mudah dibaca, sesuai kaidah tajwid dan tidak menyimpang jauh dari kaidah rasm usmani. 

Karena rasm usmani ini menjadi prinsip Al-Quran Kemenag, bukan standar imlai berdasar kaidah Bahasa Arab. Keberadaan Mushaf standar Indonesia juga tidak bisa dilepaskan dari peran Lembaga Pentashihan Mushaf Al-Quran ( LPMQ, sering disebut lajnah) yang sekarang pemimpin kepalanya oleh H. Abdul Aziz Sidqi, MA setelah 2023 menggantikan Dr. Muchlis M. Hanafi, MA yang dipindahtugaskan ke BAZNAS Pusat.

3 jenis Mushaf Standar di Indonesia

Jika diuraikan Jenisnya, sejarah Mushaf standar Al-Quran Kemenag ada 3 macam, yaitu:

  1. Mushaf Al-Quran standar usmani yang digunakan untuk umum, dipakai semua kalangan jadi yang banyak beredar saat ini.
  2. Mushaf standar bahriyah, biasa disebut Mushaf pojok untuk Quran hafalan, kaidah rasm belum standar, sering disebut juga mushaf bombay.
  3. Mushaf standar Braille yang disesuaikan untuk kalangan tuna netra

Setiap kali muker pertahun Ulama Al-Quran selalu ada pembahasan dan kesepakatan, ini hasil 3 kesepakatan di tahun 1983 forum muker ke-9, yaitu; 

a. Menyetujui hasil penulisan Al-Quran standar Usmani sebagai Al-Quranstandar Indonesia                                                           

b. Menugaskan Lajnah untuk meneliti dan mentashih secara cermat draft Al-Quran Standar Usmani untuk diterbitkan dan diluncurkan pada muker ke-10 tahun 1984

c. Melanjutkan penulisan Al-Quran Bahriyah sebagai Al-Quran Standar bagi para hufaz

Jadi sejak tahun 1984 terbitlah Mushaf standar Al-Quran Indonesia yang saat ini dijadikan dasar dan rujukan dalam pentashihan Al-Quran Kemenag yang beredar di Indonesia, bahkan muker ke-10 di Jakarta saat peluncuran Mushaf standar tersebut ada keputusan Mentri Agama yang terkenal yaitu; "Memasyarakatkan Al-Quran standar di kalangan penerbit Al-Quran dan umat Islam di seluruh Indonesia".

Usaha para Ulama tersebut sudah maksimal namun tidak ada yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Al-Quran itu sendiri sebagai kalamullah. Dalam prosesnya memang pernah ada edisi penyempurnaan, namun prinsip penulisannya tetap sesuai rasm Usmani.

Mushaf standar untuk keseragaman dan terjaga keasliannya 

Maka perkembangan mushaf standar di Indonesia sangat cepat dan dinamis, untuk keseragaman dari banyaknya penerbitan Al-Quran dan beragamnya model Mushaf di Indonesia semuanya harus mengacu ke Mushaf standar yang sama telah disepakati dalam muker LPMQ yaitu Al-Quran kemenag.

Mushaf standar untuk keseragaman dan terjaga keasliannya 

Maka perkembangan mushaf standar di Indonesia sangat cepat dan dinamis, untuk keseragaman dari banyaknya penerbit Al-Quran dan beragamnya model Mushaf di Indonesia semuanya harus mengacu ke mushaf standar yang sama telah disepakati dalam muker yaitu Al-Quran kemenag. Isi dari Mushaf Al-Quran semua sama, dalam mushaf standar terdiri dari 114 surah, 30 Juz, 60 hizb, dan 6236 ayat sesuai yang diriwayatkan. tidak ada perubahan satu huruf pun, Allah Swt. sudah menjamin terjaga keasliannya isinya.

Semoga informasi ringkas ini membantu dan bermanfaat untuk semua sahabat Al-Quran, akhirnya bisa memahami sejarah Al-Quran Kemenag. Bukti bahwa Al-Quran terjaga keasliannya tidak hanya bacaannya secara lisan saja juga tulisannya yang seragam, yaitu Mushaf standar Indonesia yang mudah dibaca, difahami kaidahnya membacanya, yang prinsipnya sesuai kaidah penulisan rasm usmani. 

Allah Swt. Berfirman dalam surah Al-Hijr tentang penjagaan Al-Quran,

" Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya"  ( QS. Al-Hijr, 15: 9 )

Untuk membuktikan kebenaran pengakuan Nabi Muhammad bahwa ayat-ayat yang disampaikannya benar-benar berasal dari Allah, Dia berfirman, "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an melalui perantara Malaikat Jibril yang diragukan oleh kaum kafir itu, dan pasti Kami pula bersama Malaikat Jibril dan kaum mukmin yang selalu memelihara keaslian, kesucian, dan kekekalan-nya hingga akhir zaman."

wallahualam.

Oleh: Heri Mahbub N ( Khadimul Quran di qurancordoba.com  )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun