Apa sih yang dicari dalam politik ini selain kekuasaan? Bahkan jika Anies mau berbagung menjadi kader Nasdem, seyakinnya Palo akan memberi karpet merah, sebab sampai detik ini belum ada satupun tokoh Nasdem yang cukup potensial untuk merebut kursi istana, bahkan Palo sendiri sang pemilik partai menyadari dirinya tidak memiliki harga tawar untuk level presiden lagi, mengingat fenomena politik di level kontemporer sudah bergeser kepada paradigma progresif.
Masih ingat bagaimana TGB pada waktu itu yang diberitakan ingin masuk Nasdem, betapa senang dan bangganya Paloh saat itu, bahkan orang-orang Nasdem mengklaim bahwa TGB telah masuk Nasdem. Nasdem menyadari betul bahwa TGB memiliki potensi besar untuk menjadi presiden dengan segala framing positif tentang dirinya, meskipunTGB pada akhirnya berlabu ke Golkar. Itu artinya apa? bahwa Paloh sangat senang dengan adanya tokoh progresif yang menjadi bagian dari partainya, minimal diusungnya, sebab ada kepentingan partainya disitu. Paloh sangat cerdas membaca peluang, dan dia sangat cerdik dalam berpolitik.Â
Jika Paloh yang notabene merupakan salah satu tokoh sentral kubu penguasa begitu terbuka dan mengakui akan potensi besar Anies untuk masa berikutnya, lalu bagaimana tokoh-tokoh yang memang mengambil jalur oposisi selama ini? lihatlah potensi besar, politik itu tentang kekuasaan, apalagi jika yang berkuasa adalah orang cerdas, maka paripurna lah politik itu.
"Ini bukan urusan koalisi - oposisi + cebong - kampret, tapi ini urusan kekuasaan, buat apa berpolitik jika tidak berkuasa", kira-kira begitulah penulis membaca pola pikir Paloh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H