Mohon tunggu...
Heri Hermawan
Heri Hermawan Mohon Tunggu... Penulis - Reseacher Publik | Pegiat Literasi Tangerang | The Young Entrepenuer

Hobby : Ngopi sambil Baca-baca buku, kadang suka motoran, kadang blusukan ke kebon naik Gunung, biasa isengĀ² jadi kang photo dan Tour Guide. Minat Bacaan : Filsafat, Fiksi, Self improvment, Baca Quote Para Filsuf dan Sufi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dilematis Mahasiswa Semester Akhir

31 Juli 2024   12:00 Diperbarui: 31 Juli 2024   12:03 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dan perbaikan selama beberapa dekade terakhir. Namun, salah satu aspek yang masih sering menjadi sorotan adalah proses penyelesaian tugas akhir seperti skripsi, tesis, atau disertasi di dunia kampus. Meskipun tugas-tugas akhir ini dimaksudkan untuk menjadi puncak dari perjalanan akademis seorang mahasiswa, kenyataannya banyak yang merasa bahwa proses ini belum maksimal dan belum mampu menjawab tantangan zaman.

1. Kurangnya Pembimbingan yang Efektif

Salah satu masalah utama adalah kurangnya bimbingan yang efektif dari dosen pembimbing. Banyak mahasiswa mengeluh bahwa dosen pembimbing mereka sulit dihubungi atau tidak memberikan masukan yang konstruktif. Hal ini seringkali disebabkan oleh beban kerja dosen yang terlalu berat, sehingga mereka tidak dapat memberikan perhatian penuh kepada setiap mahasiswa bimbingannya.

2. Proses Administratif yang Berbelit-belit.

Proses administratif untuk menyelesaikan skripsi, tesis, atau disertasi sering kali sangat berbelit-belit. Mahasiswa harus melewati berbagai tahapan dan prosedur yang memakan waktu dan energi, mulai dari pengajuan proposal hingga sidang akhir. Proses ini seringkali tidak efisien dan memperpanjang waktu penyelesaian tugas akhir.

3. Kualitas Penelitian yang Kurang

Banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan penelitian yang berkualitas. Ini bisa disebabkan oleh kurangnya akses terhadap sumber daya penelitian, seperti jurnal ilmiah, laboratorium, atau peralatan penelitian. Selain itu, banyak mahasiswa yang belum memiliki kemampuan penelitian yang memadai, karena kurikulum yang kurang fokus pada pengembangan keterampilan penelitian.

4. Relevansi dengan Tantangan Zaman

Banyak tugas akhir yang dihasilkan tidak relevan dengan kebutuhan dan tantangan zaman. Misalnya, banyak penelitian yang dilakukan tidak memiliki dampak nyata terhadap masyarakat atau industri. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara dunia akademis dan dunia kerja, yang mengakibatkan lulusan kurang siap menghadapi tantangan nyata di lapangan.

Dr. Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, pernah menyatakan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia perlu lebih fokus pada pengembangan kompetensi mahasiswa yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Menurutnya, kurikulum dan metode pembelajaran harus lebih adaptif terhadap perubahan zaman dan perkembangan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun