Diilhami oleh Kisah Nyata sebagai Penyidik KPK : Satuan Tugas Anti Rasuah (1)
" Pengungkapan skandal korupsi, psikis saat transisi regulasi di-mix dengan haru biru sisi manusiawi penyidik yang juga butuh akan cinta. "
Episode :
" Alan Sang Leader dan Team-nya. "
Jakarta, Januari 2019
Kali ini, Alan tengah melakukan penyidikan pada skandal korupsi bernilai ratusan milyar rupiah. Ia bermitra dengan Haris dan tiga orang lainnya. Jono, Farid dan Mutia. Mereka tergabung dalam Satuan Tugas Anti Rasuah, yang sering ditugaskan untuk case building. Satgas yang dipimpin oleh Alan tersebut, sudah membongkar beberapa kasus besar di negeri ini.
" Jam berapa besok kita boarding? " Suara Alan, selesai meeting. Mereka baru menggelar kontruksi perkara yang tengah mereka kulik.
" Jam 09.00. "
" Ok. Untuk kepastian Doktor Frans, lusa sudah terkondisikan, Mutia? "
" Sudah Bang. Termasuk Prof Yania. On schedule. "
" Untuk hari ini, yang masih bisa kita persiapkan, segera, biar nanti pulang tidak kepikiran lagi. On fire, besok di bandara kita ketemu. "
" Ok Bang. Siap. "
*******************
Satu jam sebelum boarding, semua anggota Satgas sudah kumpul di bandara. Masing-masing membawa koper dan tas laptop. Pakaian free, ada yang berkaos seperti Alan, Jono dan Farid. Haris lebih condong dengan baju lengan pendek warna hitam. Sedang Mutia, satu-satunya perempuan di Satgas, mengenakan casual lengan Panjang. Berlima, semua memakai masker.
Kebersamaan mereka, sudah terjalin hampir enam tahun belakangan. Alan, Sang leader, dengan background penyidik.  Jono akuntan publik yang resign begitu ada lowongan di Lembaga Anti Rasuah. Berikutnya Haris yang cenderung flamboyant, berlatar advokat. Sedangkan Farid lulusan tekhnik sipil sebuah universitas ternama di Semarang. Sang Srikandi, Mutia asli dari Aceh dengan latar pendidikan ekonomi.
Kolaborasi kelima orang yang tereduksi dalam Satgas Anti Korupsi di Lembaga Anti Rasuah tersebut , sudah diakui oleh sesama pegawai di Lembaga Anti Rasuah. Mereka Tangguh ketika di lapangan, idealias dan sangat benci koruptor. Sehingga setiap skandal korupsi yang mereka bongkar, bisa tuntas hingga ke akar-akarnya.
Karena sikap idealisme ini, tahun lalu Satgas mereka dinobatkan sebagai Satgas terbaik dalam kinerjanya. Target mengungkap empat perkara korupsi bisa diselesaikan dengan baik, tanpa ada cacat formil yang dibuat sehingga harus kalah di pra peradilan. Semua berjalan mulus. Sehingga, wajar bila Satgas mereka menjadi panutan dan contoh Satgas lainnya.
Satu hal lain yang menonjol dari Satgas mereka adalah teamwork yang luar biasa. Hal sekecil apapun, berusaha dibahas dan pada saat diskusi, tidak ada yang pasif, semua memberikan kontribusi ide-ide baru dan solusi. Maka tidak heran, bila disposisi pimpinan Lembaga Anti Rasuah, secara khusus menginginkan Satgas mereka untuk menangani perkara-perkara yang kakap dan masuk dalam kategori big fish.
" Ya, aduh, maaf tidak bisa. Saya dinas luar. " Suara Alan dari sebelah kanan. Ia berdiri dan tengah menerima telpon. Empat rekannya sibuk dengan HP-nya masing-masing.
" Saya lupa kemaren memberi tahu. " Suara di seberang.
" Gini, kalau urgen, bisa di email dokumen-dokumennya, biar saya pelajari bersama team."
" Jangan, saya lebih percaya langsung menyerahkan padamu Alan. "
" Kalau begitu, sekembalinya dari lapangan ya?"
" Berapa hari?"
" Senin depan saya sudah di kantor. "
Penelpon tidak jelas identitasnya.
Alan menutup pembicaraan dengan mengucap. " Ok, terima kasih. "
Beberapa menit setelah itu, bersama dengan penumpang yang lain, Alan dan teamnya sudah berbaris, persiapan masuk boarding. Pesawat Garuda, akan membawa mereka ke Surabaya, untuk bertemu dengan beberapa orang yang sudah teragendakan.
*******
Alan, lelaki dengan usia empat puluh  tahun.
Jono, sebaya dengan Alan.
Haris, masih single.
Faris sebaya dengan Haris. Termuda, Mutia, wajahnya khas Aceh dan punya sifat menonjol, kelewat serius bila sedang bekerja. Karena hal ini ia sering mendapat cadaan " Jangan kelewat serius Tia, nanti paling cepet tua. "
" Ya, ada saatnya serius, tapi harus banyak juga non serius, biar balance. " Timpal Jono. Biasanya kalau situasi seperti ini, Alan hanya diam, melihat dengan sedikit senyum pada teamnya.
Pesawat Garuda yang membawa Alan dan Team-nya, sudah membelah langit. Di dalam pesawat, berlima duduk masing-masing di kursi kelas ekonomi. Dalam setiap perjalanan dinas baik domestic maupun luar negeri, mereka wajib dengan economy-class.
Standar untuk penerbangan maupun moda transportasi lainnya ternasuk akomodasi hotel dan lain-lain, sudah diatur sesuai dengan Standar Operasional ataupun Pagu anggaran yang ditentukan oleh negara. Jadi tidak ada kamus bagi mereka, menghamburkan uang negara, walau hasil kinerja mereka, bisa melakukan pengembalian aset dari koruptor miliaran bahkan triliun rupiah.
(Bersambung)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI