Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis tentang : - Korupsi dan Bunga Rampai (2022) - Korupsi (2023) - Hukum dan Korupsi (22 Oktober 2024 sd. sekarang) - Sebelum aktif di Kompasiana (2022), menulis di Jawa Pos, Suara Merdeka, Tribun dan Beberapa Media Internal Kepolisian. (Masuk Dalam Peringkat #50 Besar dari 4.718.154 Kompasianer Tahun 2023)

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Anomali Pilkada yang Terus Berulang

26 November 2024   08:48 Diperbarui: 26 November 2024   08:48 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adagium yang sangat populis, terlebih di kalangan politikus dan birokrat. Masih sangat relevan sepanjang jaman. Namun, meskipun sudah mengetahui fenomena ini, mengapa masih juga banyak yang terjebak di dalamnya?

Dalam beberapa artikel saya sudah saya tampilkan data sudah banyak (ratusan) Kepala Daerah yang masuk jeruji besi karena korupsi. Mereka, ini ironisnya seperti baru tersadar setelah kasus benar-benar menjeratnya sebagai koruptor.

Sepertinya sesal kemudian, tiada berguna. Demikian pepatah bijak selalu mengingatkan. Sepertinya sesal, air mata dan kesedihan berkepanjangan harus dijalani di belakang terali besi. Entah bagaimana anak, istri dan saudara-saudaranya di luar jeruji besi sana. 

Namun yang jelas siatusi seperti ini bukan cerita atau pemandangan yang baru terjadi. Namun sudah beberapa dekade yang lalu, hal seperti ini sudah terjadi dan bukan sebagai sebuah rahasia lagi.

Pilkada dengan money politic-nya menjadi sebuah anomali yang entah siapa bisa meminimalisir atau menghentikannya. Ada pemberi, ada yang menerima. Tragisnya, malah dianggap sebagai simbiosis mutualisme, dianggap saling menguntungkan. Tragis bukan? Sangat menyedihkan dan bisanya saya hanya mengeluas dada. Entah sampai kapan.

Yang jelas, minimal dari diri sendiri dan keluarga untuk tidak menerima apapun saat pilkada. Tolak segala bentuk money politic, karena itu benih dari tindakan korup.

Salam Anti Korupsi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun