Teruntuk rekan-rekan saya para pejuang anti korupsi di ujung negeri, jangan pernah mundur dan menjadi skeptis untuk terus berjuang. Ingat, saat saya di salah satu pantai di salah satu sudut Ujung Negeri, bertemu dengan nenek tua hampir 80 tahun yang masih harus menghabiskan hari-harinya dengan memungut batu-batu, dikumpulkan dalam sebuah karung kecil, dijual dengan harga lima belas ribu hingga dua puluh ribu.Â
Setiap hari itu dilakukan, untuk mengisi perut dan kebutuhan sederhana lainnya. Tenaganya sudah lemah, selemah nada bicaranya, ketika menjawab pertanyaan say: "Kenapa Nenek masih melakukan ini semua? "Tanya saya. Sang Nenek menjawab: "Untuk beli kebutuhan hidup." Lirih dan setengah bergetar. Saya memandangnya sedih.
Jangan biarkan nenek-nenek lainnya. Di negeri ini seusia Nenek tadi, sudah selayaknya  menikmati hari senja dengan tanpa harus bekerja keras. Hak-hak mereka dalam kesejahteraan, kesehatan dan lain-lainnya  sudah dianggarkan negara, jangan biarkan untuk dikorupsi lagi oleh mereka yang tak lagi mengindahkan makna keadilan. Itulah jahatnya koruptor.
Artikel ini Special Untuk Pejuang Anti Korupsi di Ujung Negeri. Semangat Rekans!
Salam Anti Korupsi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H