Kedua, kian mendekatkan polisi langsung ke tengah masyarakat, bukan secara arti fisik, namun yang lebih utama menghadirkan polisi secara psikologis, sehingga munculnya polisi tadi bukannya meresahkan.
Namun, memberikan ketentraman dan membangkitkan semangat untuk bekerja sama dalam mengeliminir potensi maupun ancaman keamanan.Â
Misalnya terkait begal, pencurian di lingkungan pemukiman dan sebagainya. Kemitraan masyarakat dengan polisi bisa menyentuh langsung bagaimana mencegah keresahan tadi menjadi sebuah rasa aman, dengan pendekatan dan cara kearifan lokal.
Ketiga, khusus untuk para polisi pelaksana di lapangan, menjaga amanat kebijakan pimpinan ini dengan menunjukan motivasi dan kerja dengan niat yang lurus.
Bukan sekadar menjalankan "perintah" yang implementasinya hanya menjadi robot dan nir rasa kemanusiaan dan penghargaan atas hak-hak manusia maupun hukum. Sehingga yang muncul adalah polisi yang benar-benar bisa melindungi dan melayani. Bukan sebaliknya.
Keempat, bagi masyarakat sendiri, dengan penuh kesadaran dan prasangka yang baik, dengan tangan terbuka ikut secara nyata mendukung langkah-langkah yang baik dari Polri tadi.
Dengan bisa memberikan kepercayaan, sehingga program-program bisa terlaksana, dengan ending terwujudnya dari konsep Polisi RW tadi, yaitu sosok Polisi sebagai pelindung, pangayom Juga pelayan masyarakat bisa terwujud.
Salam Takdim di awal Pekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H