Dinamika yang tumbuh dan berkembang, dengan kehetrogenan yang ada, menjadi sebuah "potensi" yang perlu untuk dirangkul, diajak bersama, sehingga potensi perbedaan tadi bisa menjadi kekuatan yang kuat dalam mengantisipasi adanya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).Â
Program fenomenal dan sangat melegenda dalam konteks mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat ini adalah ronda/ kamling/ jaga lingkungan. Di mana, warga secara sadar berjadwal dan bergiliran untuk menjaga lingkungannya pada malam hari.Â
Meski pada perkembangan sosial, kondisi seperti ini bergeser, warga ada yang mempercayakan keamanan lingkungan dikelola dengan memanfaatkan petugas keamanan atau Satpam lingkungan.
Ini sebuah perkembangan dinamis, ketika warga banyak kegiatan, sehingga tidak harus terkena jadwal melaksanakan jaga lingkungan. Dalam konsep besarnya, terciptalah keamanan swakarsa tadi.Â
Tentu, ini wujud dari kesadaran kolektif bersama dalam memaknai pentingnya rasa aman di lingkungan tempat tinggal, lingkungan pemukiman sampai pada lingkungan tempat bekerja.
Oleh karenanya, apapun program-nya, termasuk Program Polisi RW ini, saya mengartikannya sebagai keinginan Polri sebagai lembaga yang diberi amanah oleh negara untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Oleh karena itu, dengan memberdayakan seluruh kekuatan personilnya pada saat ia bertugas ataupun saat ia tinggal di tengah-tengah masyarakat.Â
Karena figur polisi itu berada, di situlah sejatinya menjadi simbol terciptanya rasa aman. Tinggal, bagaimana para polisi-polisi, memaknai, bahwa masyarakatpun secara kolektif tadi maupun secara pribadi selalu membutuhkan simbol-simbol rasa aman, sehingga memberikan jaminan berlangsungnya aktifitas bermasyarakat.
Beberapa hal yang ingin dikontribusikan terkait Program Polisi RW ini adalah sebagai berikut :
Pertama, kehadiran polisi untuk semakin dekat dengan masyarakat, harus diimbangi dengan "brand-polisi" yang humanis, yang menghargai hak asasi manusia dan bukan sebagai trouble maker, justru kehadiran polisi menjadi pengurai dan penyelesai masalah, bukan malah sebaliknya.Â
Banyak yang bisa dilakukan, misalnya ikut menjembatani kebutuhan masyarakat saat akan membuat SKCK, Laporan Kehilangan, Perijinan, Pembuatan SIM dan sebagainya.