Kilas balik sebelum Ramadan, Sang Tamu tiba memang dibutuhkan persiapan lahir dan batin. Jangan anggap biasa-biasa saja. Kedatangan tamu supervisor di kantor saja butuh persiapan berhari-hari. Pun, menyambut Ramadan, persiapan lahir dengan materi yang kita punya untuk meningkatkan amal sedekah hingga membayar zakat. Sedangkan persiapan batin, lebih pada kesiapan mental untuk lebih mendekat pada Sang Khaliq melalui puasa wajib Ramadan, menjalankan sunnah puasa, memperbanyak tadarus dan mentadaburi Alquran, ikut taklim dan sebagainya. Bila ini akhirnya sudah bisa dilaksanakannya semua, maka ada rasa sedih saat memandang detak-detak jam yang bisa dihitung menjelang kepergian Ramadan. Sangat disayangkan, ketika ada malam yang penuh berkah, dimana diturunkan kebaikan bak dilakukan 1000 bulan terlewati begitu saja.
Jangan sampai menjadi sebuah penyesalan, dengan menganggap Ramadan biasa-biasa saja, sama seperti bulan-bulan yang lain. Ingat Sabda Rosululloh SAW : " Seandainya  umat manusia mengetahui pahala ibadah di bulan Ramadan, maka niscaya mereka akan meminta agar satu tahun penuh menjadi Ramadan. " ( HR Tabrani, Ibnu  Khuzaimah dan Baihaqi).
Bersyukur ketika kita diberikan kesadaran, sudah memaksimalkan ibadah di bulan Ramadan. Selesaikah atau dipertahankan pascaramadan berlalu? Menjadikan momentum pembaharuan iman yang sudah dilaksanakan untuk pelaksanaan ibadah yang lebih baik di bulan berikutnya harus menjadi target pribadi. Jangan ketika Ramadan begitu bersemangat, setelahnya menjadi kendor lagi dan seolah kembali pada titik nol lagi.
Mind set seperti ini harus berubah, karena dalam perjalanannya, pascaramadan adalah estafet iman untuk semakin lebih baik. Sehingga bila akhirnya bisa diberi kesempatan bertemu dengan Ramadan lagi, secara lahir dan batin sudah siap dan akan meningkatkan rasa iman tersebut. Begitu seterusnya, sejalan dengan detak waktu yang terus bergerak, sampai pada saatnya nanti detak jarum jam-nya terhenti dan tidak bergerak lagi.
Semoga Tetap Istiqomah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H