Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis Tentang Korupsi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Detak Waktu di Ujung Ramadan

14 April 2023   04:00 Diperbarui: 14 April 2023   04:01 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Dokumen Pribadi

Rasa-rasanya, baru kemaren Ramadan yang penuh ampunan dan kasih sayang Alloh itu datang. Kini dalam hitungan hari ke depan, ia akan meninggalkan kita. Banyak yang mengibaratkan Ramadan adalah tamu, yang datang ke rumah, setelah beberapa waktu, ia akan undur diri, pamit. Ia meninggalkan kita tanpa memastikan ia akan datang lagi di rumah kita. Ini yang membuat hati sedih.

Ketidakpastian tersebut menjadikan, bila ditarik mundur sebelum Ramadan datang, kita sudah siap untuk menjamu dan menyediakan fasilitas sebaik mungkin. Kita akan bertindak menjadi tuan rumah yang memberikan kesan baik dan mengesankan. Seolah apa yang tanpa diminta, sudah bisa kita sediakan atau kita fasilitasi. Jadilah akhirnya, Sang Tamu-pun akan pergi dengan rasa puas. Sebagai Tuan rumah, sudah kita tunjukan sebagai tuan rumah yang baik dan menjadikan tamu sangat terhormati.

" Alhamdulillah, kedatangan saya semoga memberikan keberkahan bagi Saudara. "

" Alhamdulillah, terima kasih, Saudara merasa terkesan dan senang. Namun apa yang saya lakukan, semata-mata sebuah penghormatan. "

" Ya, saya nilai penghormatan yang Saudara lakukan, penuh dengan keikhlasan. "

" Terima Kasih. Saya minta maaf kalau banyak kekurangan-kekurangan. "

" Tidak, nyaris sempurna. Apa yang Saudara lakukan atas kedatangan saya tentu melelahkan, membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit baik waktu, tenaga dan uang. "

" Semua sudah saya persiapan, lahir dan batin. "

" Luar biasa. Itu yang menjadikan semua berjalan dengan baik, sekali lagi saya merasa kerasan dan senang bertamu di rumah ini. "

Kilas balik sebelum Ramadan, Sang Tamu tiba memang dibutuhkan persiapan lahir dan batin. Jangan anggap biasa-biasa saja. Kedatangan tamu supervisor di kantor saja butuh persiapan berhari-hari. Pun, menyambut Ramadan, persiapan lahir dengan materi yang kita punya untuk meningkatkan amal sedekah hingga membayar zakat. Sedangkan persiapan batin, lebih pada kesiapan mental untuk lebih mendekat pada Sang Khaliq melalui puasa wajib Ramadan, menjalankan sunnah puasa, memperbanyak tadarus dan mentadaburi Alquran, ikut taklim dan sebagainya. Bila ini akhirnya sudah bisa dilaksanakannya semua, maka ada rasa sedih saat memandang detak-detak jam yang bisa dihitung menjelang kepergian Ramadan. Sangat disayangkan, ketika ada malam yang penuh berkah, dimana diturunkan kebaikan bak dilakukan 1000 bulan terlewati begitu saja.

Jangan sampai menjadi sebuah penyesalan, dengan menganggap Ramadan biasa-biasa saja, sama seperti bulan-bulan yang lain. Ingat Sabda Rosululloh SAW : " Seandainya  umat manusia mengetahui pahala ibadah di bulan Ramadan, maka niscaya mereka akan meminta agar satu tahun penuh menjadi Ramadan. " ( HR Tabrani, Ibnu  Khuzaimah dan Baihaqi).

Bersyukur ketika kita diberikan kesadaran, sudah memaksimalkan ibadah di bulan Ramadan. Selesaikah atau dipertahankan pascaramadan berlalu? Menjadikan momentum pembaharuan iman yang sudah dilaksanakan untuk pelaksanaan ibadah yang lebih baik di bulan berikutnya harus menjadi target pribadi. Jangan ketika Ramadan begitu bersemangat, setelahnya menjadi kendor lagi dan seolah kembali pada titik nol lagi.

Mind set seperti ini harus berubah, karena dalam perjalanannya, pascaramadan adalah estafet iman untuk semakin lebih baik. Sehingga bila akhirnya bisa diberi kesempatan bertemu dengan Ramadan lagi, secara lahir dan batin sudah siap dan akan meningkatkan rasa iman tersebut. Begitu seterusnya, sejalan dengan detak waktu yang terus bergerak, sampai pada saatnya nanti detak jarum jam-nya terhenti dan tidak bergerak lagi.

Semoga Tetap Istiqomah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun