Ada kalanya, setelah hampir enam tahun bekerja, Tony merasa kejenuhan. Dirinya menyadari, kerja yang itu-itu saja, dengan lingkungan yang juga itu-itu saja, membuat dunia seolah tidak berubah. Stagnan. Oleh Budi, sahabatnya disarankan untuk enjoy saja, nikmati dan jalani rutinitas, jangan terlalu dipikir. Biar seiring dengan perputaran waktu, nanti juga akan tiba saatnya akan ada perubahan.
" Jadi aku harus diam saja sedangkan hatiku penuh dengan kejenuhan?"
" Ya, mau apalagi? Resign? Pikir-pikir dulu. Tidak mudah dapat tempat yang baru dengan apa yang sudah kamu dapatkan di tempat ini." Ujar Budi memberi komentar. Keduanya kawan dekat. Masuk di tempat kerja yang sekarang, bersamaan. Bahkan mereka satu departemen yang sama.
" Rutinitas atau tidak itu tinggal bagaimana sikap kita. "
" Maksudmu? "
"Aku ini, merasa kerja bagian dari apa yang memang harus aku lakukan. Jujur salah satunya untuk nafkah keluarga. Anakku sudah dua, Bro. Untuk menjaga ketenangan keluarga, ya salah satu caranya aku harus comfort, enjoy dan happy, walau seperti yang kamu katakan, yang kita kerjakan di sini ya itu dan itu saja. "
Tony diam.
Budi melanjutkan : " Sudahlah, menangkan diri sendiri untuk selalu menerima dan mau mengerjakan apa yang terbaik yang ada pada kita saat ini. "
Kalimat ini begitu menenangkan dan memang membuat Tony terdiam. Bahkan kalimat ini terus terngiang hingga malam harinya.
Pada hari selanjutnya, Tonypun mencoba untuk menerapkan apa yang dikatakan sehabatnya. Hari pertama, kedua dan berikutnya, Tony berusaha dan berusaha, sampai akhirnya pada sebuah keputusan.
"Aku akan menghadap HRD, ingin diberi peluang bekerja di lain unit kerja. "
Budi hanya diam. Dan yang ia dengar beberapa kemudian, Tony memang pindah unit kerja. Budi harus mengakui, bahwa Tony dalam hal tertentu memang mudah dalam menyesuaikan diri, baik dalam pergaulan maupun dalam penguasaan tehnis-tehnis pekerjaan. Memang sih, masih satu rumpun pekerjaan, sehingga tidak menyimpang jauh substansi pekerjaannya.
Beberapa minggu, Budi bertemu Tony dengan wajah yang bingar dan semringah.Â
" Sudah nyaman ini? "
" Ya, alhamdulilah. Aku semakin bersemangat dan akan aku tunjukan bisa melaksanakan tugas yang baru dengan baik. "
Begitulah.
Memang, acapkali penyegaran dalam bekerja diperlukan. Tentu menjadi tugas manager untuk bisa me-mapping, atau menditeksi pegawainya yang sudah masuk dalam masa kerja beberapa tahun, misalnya lima tahun, sepuluh tahun dan seterusnya. Yang bisa dilakukan oleh HRD, salah satunya adalah dengan metode survey pada pegawai. Apa yang dilakukan oeh Tony, menjadi sebuah inisiatif pribadi pegawai yang menurut pengamatan saya, tidak semua pegawai berani untuk membuka peluang diri dengan mengutarakan maksud hatinya pada pihak HRD.
Kepada Budi, Tony mengatakan : " Aku sampaikan apa yang menjadi keinginanku. Tujuannya aku ingin mengembangkan diri pada unit kerja lain. Jujur ada titik jenuh. Aku butuh suasana baru yang baru menjadi tantangan untuk aku hadapi. "
Alasan itu ternyata dirasa rasional dan diterima pihak HRD. Memang apa yang dilakukan Tony bukan hal baru atau sebagai sebuah role model sikap dalam lingkungan pekerjaan tertentu. Namun substansi yang ingin di "blow-up" adalah : keberanian bersikap pegawai, dengan motivasi untuk bisa lebih berkembang, kadang harus disalurkan atau disampaikan. Jangan dipendam, hingga membuat hilangnya gairah dan motivasi bekerja.
Dikutip dari pendapat Geiwitz (1996) dalam Anitawidanti (2010), kebosanan kerja  merupakan sesuatu hal yang kompleks dan invidual sifatnya. Tidak semua  individu dapat bertahan terhadap jenis pekerjaan yang berulang-ulang atau pada pekerjaan yang sama. Kebosanan kerja adalah suatu sumber frustasi fundamental bagi karyawan.
Pada konteks inilah langkah Tony maupun pihak HRD, sama-sama mendapatkan win-win solusion, serta bisa menjadi role-model adanya sinergitas pegawai dan pihak managerial.
Salam sehat untuk kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H