Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis tentang : - Korupsi dan Bunga Rampai (2022) - Korupsi (2023) - Hukum dan Korupsi (22 Oktober 2024 sd. sekarang) - Sebelum aktif di Kompasiana (2022), menulis di Jawa Pos, Suara Merdeka, Tribun dan Beberapa Media Internal Kepolisian (Masuk Dalam Peringkat #50 dari 4.718.154 Kompasianer Tahun 2023)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Narasi Sedih dari Lereng Merapi

20 Februari 2023   16:49 Diperbarui: 24 Februari 2023   02:15 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat melewati lereng dan kaki Gunung Merapi, yang ada adalah kekaguman dan rasa takdzim kepada yang kuasa. Keindahan Gunung Merapi, bisa menggetarkan jiwa. 

Betapa Agung dan Maha Indah, Tuhan menciptakannya. Gunung yang menjulang tinggi, dengan barisan pepohonan yang menghijau, sangat memanjakan mata. Terlebih ketika waktu yang bersamaan awan di langit membiru dan ada awan tipis yang berarak perlahan. 

Saya sempat terpana pada salah satu sisi lereng Gunung Merapi, yaitu di zone Kali Kuning. Di situ ada bekas aliran sungai, dengan pepohonan di kanan kirinya yang menghijau. 

Ada pos relawan di tempat tersebut dan untuk memberikan kesempatan pengunjung menikmati keindahan, di bangun beberapa spot untuk foto yang dilengkapi dengan fasilitas gardu pandang, tempat duduk maupun media untuk bermain anak.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Pada saat saya mengunjungi Jogjakarta pekan yang lalu, saya sempat juga napak tilas ke kaki Gunung Merapi yang indah tersebut. Tepatnya di desa Kinahrejo, Cangkringan, Sleman Yogjakarta. 

Mengenal nama Desa Kinarejo, tentu tidak lepas dari sosok Mbah Maridjan yang fenomenal tersebut. Iklan-nya di minuman kesehatan viral pada eranya, di tahun 2010-an.

Ya, erupsi Gunung Merapi di tahun 2010, menjadi prasasti meninggalnya Mbah Maridjan dan puluhan warga lainnya di Desa Kinarejo tersebut. 

Betapa dahsyatnya erupsi saat itu, di mana Gunung Merapi menyembulkan semburan panas yang dikenal dengan "wedhus gembel", yang bergerak cepat dan menyengat apapun benda yang menghalanginya. Semua terbakar dan hangus. 

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Tidak juga, Mbah Maridjan, Sang Juru Kunci Gunung Merapi, yang begitu patuh dan teguh pada sendiko dawuh junjungan-nya, untuk menjaga Gunung Merapi. 

Mbah Mardijan, menolak untuk dievakuasi saat alarm tanda erupsi menggema di desanya. Relawan yang membujuknya untuk turun ke desa yang  lebih aman "tidak dipatuhinya.". 

Bahkan kemudian, relawan terakhir yang terus mencoba untuk membujuk Mbah Maridjan dan warga lainnya, ikut "tersangat" panasnya wedhus gembel. Meski relawan tersebut berada di mobil.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Semua kejadian tersebut terekam dalam museum petilasan Mbah Maridjan. Benda-benda seperti gamelan, sepeda, jam dinding dan perabotan rumah tangga, serta tulang belulang hewan ternak, menjadi saksi bersejarah tersebut. 

Konon, rumah tempat dulu Mbah Maridjan meninggal diterjang wedhus gembel, sudah direnonasi dan dibangun Masjid Al Amin. 

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Pada hari-hari libur, tempat tersebut menjadi salah satu destinasi paket "jeep adventure" yang disediakan. Mengingat jalan sempit, maka banyak relawan yang berasal dari warga setempat memandu arus pengunjung. 

Semua dilakukan demi keselamatan dan kenyamanan pengunjung. Ada ratusan jeep adventure, yang bisa di sewa untuk durasi satu jam sampai dua jam, dengan tarif variasi dari 400 ribuan, dengan maksimal 4 orang per jeep-nya.

Ibroh dari sekilas tulisan ini adalah agar kita selalu berdamai dengan alam sekitar. Bagaimanapun situasinya, tetap selalu memosisikan Tuhan sebagai penolong kita. 

Semoga kita selalu terjaga dalam perlindungan-Nya, di tengah musibah banjir, gempa yang dahsyat seperti di Turki maupun di dalam negeri, tsunami dan sebagainya.

Salam hormat dari Kaki Merapi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun