"Tanpa persaudaraan, kita tidak bisa hidup berdampingan dalam perbedaan di era digital ini"
Era digital ditandai dengan perkembangan informasi yang begitu pesat. Era digital juga ditandai dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat. Berbagai kemajuan yang terjadi itu tentu membuat generasi yang hidup di era digital ini, akan sangat terbantu.Â
Mau menjalankan aktifitas apapun terasa begitu mudah. Hanya dengan klik saja, segala yang kita inginkan bisa dilakukan.
Di era digital ini, kita juga bisa mengunggah komentang, postingan, dan berbagai macam ekspresi kita di dunia maya. Awal-awalnya semua orang begitu terkesima. Namun belakangan, postingan dan komentar tersebut sudah mulai bergeser dari jalurnya.Â
Awalnya banyak dihiasi dengan komentar atau respon positif, kini mulai muncul yang berbau negative. Bentuknya pun mulai bermacam-macam. Mulai dari informasi bohong atau hoaks, ujaran kebencian hingga provokasi.
Baca juga : Persaudaraan Universal
Informasi negative itu sengaja disebarluaskan. Karena era digital ini mempermudah penyebaran informasi, maka informasi negative itu pun dalam hitungan detik bisa langsung menyebar ke berbagai penjuru. Informasi negative itu bisa dibaca oleh semua orang, dari level anak hingga dewasa.Â
Dan akibat postingan negative itu, tentu saja dampaknya pun juga akan negative. Akan banyak masyarakat yang mudah marah, mudah terprovokasi, mudah melakukan tindakan intoleran tanpa melakukan pikir panjang.
Karena itu pula, penting kiranya untuk meningkatkan atau memperkuat literasi di era digital ini. Karena perkembangan informasi begitu pesat, maka kita harus punya filter, cek ricek menjadi penting. Begitu juga jika kita mendapatkan informasi yang didapat pesan berantai, jangan langsung dishare.Â
Cek ricek lah terlebih dulu. Jangan melakukan share tanpa saring terlebih dulu. Dikhawatirkan jika informasi menyesatkan tersebut dianggap kebenaran karena rendahnya literasi, bisa berdampak buruk bagi masyarakat.
Baca juga : Persaudaraan dan Optimisme Hadapi Pandemi
Masyarakat akan mudah tersulit emosi, hanya karena persoalan informasi yang menyesatkan. Pernah ada kejadian pembakaran tempat ibadah di Tanjung Balai, Sumatera Utara, hanya karena terprovokasi informasi menyesatkan.Â
Antar tetangga bisa saling bermusuhan hanya karena tersulut informasi menyesatkan ketika tahun politik. Antar teman bisa memutus tali pertemanan, karena tidak melakukan cek ricek terlebih dulu dalam menyikapi setiap informasi.
Di era digital ini, tetap harus saling mengedepankan rasa saling menghargai dan menghormati. Ingat, kita adalah masyarakat Indonesia yang sangat toleran. Para pendahulu kita telah mengajarkan tentang menjaga persaudaraan. Para pendahulu kita mengajarkan tentang gotong royong.Â
Dan nilai-nilai kearifan lokal kita yang tersebar dari Aceh hingga Papua, juga mengedepankan persaudaraan. Tanpa persaudaraan, kita tidak bisa hidup berdampingan dalam perbedaan.Â
Baca selanjutnya : Mendulang Peluang Emas dan Merajut Persaudaraan di Tengah Potensi Konflik
Di era digital, merawat persaudaraan penting untuk tetap dilakukan. Begitu juga di masa pandemi seperti sekarang ini. Merawat persaudaraan adalah yang utama. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H