Mohon tunggu...
Albert Purba
Albert Purba Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Ad Majorem Dei Gloriam

Membahasakan pikiran dengan kata dan aksara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Orang Baik Absen dalam Gelanggang Politik

14 Februari 2021   18:55 Diperbarui: 14 Februari 2021   19:14 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pilihlah Yang Baik, Jangan Yang Jahat!

Seruan ini, menyitir ucapan nabi Amos kepada bangsa Israel di tengah masifnya perayaan keagamaan tapi minus keadilan (Amos 5:14). Di tengah maraknya praktek kesalehan ritual justru bangsa itu terperosok kepada defisit kesalehan sosial. 

Gereja sangat mengenal seruan ini dan sering sekali seruan ini dipakai menjadi tema perayaan gerejawi.  Kini sudah saatnya menjadikan seruan ini tidak sekedar menjadi tema perayaan atau seruan liturgis belaka melainkan seruan politis sehingga terbuka kesadaran dalam partisipasi politik jemaat sebagai pemilih.

Untuk itu gereja sendiri harus memperlihatkan kebaikan itu, misalnya tidak membuat pesta-pesta gerejawi apakah pesta pembangunan gedung atau pengumpulan dana yang mengundang calon-calon untuk datang dan memberikan sumbangan. Ini penting, sebab para calon yang sudah menghabiskan biaya politik yang banyak akan berusaha mengembalikan "modal" setelah mereka duduk di kursi kekuasaan. 

Mental pejabat korup ini tidak jauh dari investor atau pedagang saja, dia memberi sedikit untuk membeli suara kemudian dia meraup keuntungan sebesar-besarnya.

Hal lain yang dapat dilakukan gereja ialah, melakukan kontrak politik dengan para calon kepala daerah, bahwa dia tidak akan melakukan kecurangan, jujur menjalankan roda pemerintahan, tidak melakukan politik uang dan kriteria moral lainnya. 

Gereja juga harus berani berkata kepada para calon bahwa mendoakan mereka adalah sebuah tindakan berisiko bagi gereja, sebab mendoakan orang yang tidak menghayati doa itu ketika melakukan proses politik membawa gereja berurusan dengan Pengadilan Otoritas Tertinggi yakni Allah sendiri. Dengan mengatakan hal ini, doa itu tidak dipandang sebagai sebuah tindakan berkata-kata tanpa ada hubungan dengan kehidupan kekal.

Kesimpulan

Sekali lagi perlu diingatkan bahwa memilih seseorang yang tidak layak menjadi pemimpin sama dengan menobatkan Onak Duri menjadi tempat bernaung. Duri tidak menghasilkan apa-apa kecuali ketakutan dan rasa risih dan penderitaan bagi siapa saja yang ada di dekatnya. Pemimpin tipikal Onak Duri adalah pemimpin yang menang dengan cara-cara curang yang selanjutnya akan membawa rakyat ke dalam jurang.

 Akhir kata, hanya ada satu pilihan, yakni: Pilihlah Orang Baik!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun