Dalam perjalanan selanjutnya, semakin banyak isu-isu non-keuangan yang dibahas di G20. Boleh dibilang G20 menjadi korban kesuksesannya sendiri. KTT G20 di 2008 telah mengorbitkan posisi forum itu di dunia internasional namun sekaligus menambah tuntutan publik bagi peran G20 dalam menyelesaikan masalah-masalah global yang memang tidak hanya terbatas pada isu keuangan semata.
Pada kenyataannya, berbagai tantangan besar yang dihadapi dunia semakin sulit dipisahkan antara isu keuangan dan non-keuangan. Presidensi Indonesia 2022 justru mengidentifikasi bahwa isu-isu kritikal yang dihadapi G20 saat ini, sejatinya merupakan isu yang membutuhkan bauran kebijakan jalur keuangan dan non-keuangan seperti kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi. Bahkan salah satu capaian konkrit Presidensi Indonesia adalah peluncuran Pandemic Fund yang merupakan kolaborasi kedua jalur pembahasan tersebut di G20.
Berdasarkan hal itu, keberadaan isu-isu hibrid non-keuangan dan keuangan akan menjadi semakin prominent di pertemuan-pertemuan G20 mendatang. Keberhasilan atau kegagalan G20 dalam mengelola ekspektasi publik terhadap efektivitas forum itu dalam memberikan solusi konkrit bagi isu-isu hibrid tersebut akan menjadi penentu bagi masa depan G20 dari sekedar forum ekonomi dan keuangan menjadi “steering committee kebijakan global” atau justru menjadikan G20 berkurang kredibilitasnya apabila ternyata kebijakan yang diambil tidak efektif.
Dan masa depan G20 menjadi semakin tidak menentu seiring berlarutnya situasi perang di Ukraina. Hal ini akan dibahas di tulisan selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H