Mohon tunggu...
Herdoni Syafriansyah
Herdoni Syafriansyah Mohon Tunggu... Seniman - Tidak Penting.

Herdoni Syafriansyah. Aku adalah cinta, tak hidup tak mati. Tersinggah di tempat paling magis di muka bumi paling manis sejak 7 Oktober 1991 hingga dalam kesadaran sejati.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Nyanyian Angin Potret Buram

4 Oktober 2015   18:48 Diperbarui: 4 Oktober 2015   20:04 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi by kfk.kompas.com/Albertus Widi Nugroho

masih ada angin berhembus di negeriku

ia menembus setiap sudut rumah-rumah

angin selalu berlayar membawa kabar

dan nyanyiannya yang berani terkadang masih terdengar

sebab selain angin, hampir lainnya lemah terkapar

 

ada yang merangkak menyeduh nasi aking; ada yang terbahak makan nasi bunting

ada rumah korek api yang berhimpit; ada rumah selapang bandara nan luas

ada tua renta yang sendiri menunggu mati; ada yang muda terbahak tanpa henti

ada yang tulang kering berbalut kulit gosong; ada yang berlemak serupa ayam potong

ada yang gajinya sebutir beras; ada yang gajinya sebongkah emas

ada yang memelas di jalan-jalan; ada yang memeras di jalan-jalan

 

dan angin itu masih berembus

dan angin itu masih menembus

dan angin itu berlayar lagi

angin itu terdengar lagi

ia masih ingin didengar

ia masih mau menyampai kabar

sebab selain angin, hampir lainnya lemah terkapar

 

di negeriku

ada juga ikan asin yang kering kerontang

sedang di sisinya ada mas koki yang gendut makmur

 

di negeriku

ada yang setahun menjerit lapar

sedang di sisinya ada yang setahun berdiam kekenyangan

 

ada yang menggila menumpuk harta

sedang di sisinya bergelimang fakir yang papa

 

ada polusi dan banyak korupsi

 

            dan angin itu masih berlayar

mengirim salam risau mencari kabar

            walau tak akan habis derita didengar

 

September – Oktober 2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun