Halo semuanya, disini saya akan membahas tentang topik yang menurut saya sudah menjadi permasalahan cukup serius, tetapi banyak sekali yang menghiraukannya. Nah pertama-tama mari kita bersama-sama mengingat sila pertama pancasila! Sila pertama Pancasila bebunyi tentang " Ketuhanan yang maha esa", yang artiya sila pertama Pacasila mengajak atau menyuruh kita untuk mempercayai Tuhan atau memiliki sebuah keyakinan atau agama. Namun apakah kita sudah menerapkan atau apakah kita sudah mempercayai keberadaanya?.
Untuk menjawab semua pertanyaan diatas, saya akan mengajak kalian sedikit berpikir dan saya mengajak kalian untuk melihat keadaan sekitar kalian.
"Saya pernah baca ini di sebuah berita. Berdasarkan survei internasional. Ini yang survei bukan orang Indonesia, tapi orang internasional. Yang saya baca 96 persen masyarakat Indonesia percaya terhadap Tuhan. Dan angka ini adalah tertinggi di dunia. Alhamdulillah tertinggi di dunia," kata Jokowi dalam sambutannya di acara zikir dan doa bersama menjelang HUT ke-78 RI, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/8/2023).
Dari perkatan bapak presiden Joko Widodo diatas kita, dapat kita simpulkan bahwa negara kita adalah negara dengan penganut agama atau masyarakat paling percaya kepada tuhan didunia. Wow bukankah itu merupakan sebuah kebanggan tersendiri bagi kita! Namun apakah kita telat benar benar mempercayai tuhan? atau angka tersebut hanya menjadi status kita saja di Ktp?
Dari sebuah artikel yang saya baca, menunjukan bahwa jumlah anak muda muslim yang sering membaca al- Qur' an tidak lebih dari 10% dan yang menjalankan kewajibannya yaitu sholat 5 waktu kurang dari 30% . Dari data ini bisa kita simpulkan bahwa lebih dari setengah umat islam diindonesia tidak menjalankan kewajibannya. Bahkan dari beberapa artikel lainya saya pernah membaca bahwa bukan hanya pemuda islam saja yang jarang menjalankan kewajibanya, tetapi juga pemuda dari agama lainya juga seperti pemuda Kristen yang jarang pergi ke gereja. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Untuk menjawab pertanyaan diatas saya memiliki beberapa jawaban yang mungkin dapat menjawabÂ
Mengutaman pemikiran rasional
Orang yang berpikir rasional dan menggunakan logika cenderung menilai kepercayaan berdasarkan bukti empiris dan argumen logis. Konsep Tuhan seringkali bersifat metafisik dan sulit diuji secara empiris, sehingga orang dengan pendekatan rasional mungkin cenderung mencari bukti yang lebih konkret sebelum mempercayai sesuatu. Biasanya kita sering kali tidak percaya Tuhan karena kita belum pernah melihatnya atau kita merasa dapat melakukan segala hal tanpa bantuan tuhan.
Lahir di lingkungan yang tidak percaya Tuhan
 Orang yang tumbuh di lingkungan yang tidak mengapresiasi kepercayaan pada Tuhan mungkin cenderung ikut tidak percaya karena dipengaruhi oleh pandangan dan nilai-nilai di sekitarnya. Selain itu, pendidikan dan pengalaman hidup juga memainkan peran dalam membentuk pandangan seseorang terhadap keberadaan Tuhan. Secara keseluruhan, faktor-faktor sosial, budaya, dan pribadi bekerja bersama untuk membentuk keyakinan atau ketidakpercayaan terhadap Tuhan. Biasanya mereka yang lahir di lingkungan tanpa mengenal tuhan, mereka enggan mengakui akan keberadaan tuhan dan mereka lebih mempercayai diri mereka sendiri.
Kecewa terhadap Tuhan
Nah yang satu ini sangat berbahaya, apabila seseorang sudah tidak percaya kepada tuhan, maka akan sulit baginya untuk Mempercayainya lagi. Dan alasan ketidakpercayaan kepada tuhan bisa berbagai hal, antara lain kekecewaan terhadap Tuhan dapat muncul dari berbagai pengalaman atau pertanyaan filosofis yang sulit dijawab. Beberapa alasan mungkin termasuk penderitaan pribadi, pertanyaan tentang keadilan, atau ketidaksepakatan dengan ajaran agama tertentu. Kecewa ini bisa mengarah pada ketidakpercayaan terhadap eksistensi atau keadilan Tuhan.
Lalu bagaimana cara kita meyakini keberadaan tuhan?Â
Tidak bisa kita pungkiri bahwa Keberadaan Tuhan telah menjadi pokok pembahasan sepanjang sejarah manusia. Bagi banyak orang, meyakini keberadaan Tuhan adalah suatu perjalanan spiritual dan intelektual yang mendalam Dan bagi sebagian lainnya mempercayai Tuhan merupakan tindakan yang sia sia saja.
Berikut merupakan tips dari saya apakah kalian memiliki keraguan kepada tuhan dan anda ingin mengetahui bagaimana tuhan merupakan entitas yang nyata!
Refleksi Pribadi
Pertama-tama, refleksi pribadi memainkan peran kunci. Tinjau pengalaman pribadi kalian dan carilah momen-momen yang membawa kedamaian, keajaiban, atau makna mendalam. Pertanyaan seperti, "Apa arti hidup saya?" bisa menjadi pijakan untuk merenungkan tentang keberadaan Tuhan. Keberadaan kita sendiri di dunia ini tidak mungkin tanpa alasan yang jelas, Tuhan menciptakan kita di dunia ini untuk memenuhi hal-hal yang besar. Percayalah bahwa Tuhan sudah menyiapkan hal besar yang menanti kita didepannya, kita hanya perlu mempercayai dan menunggu hal tersebut dengan persiapan yang matang saja. Kita hanya perlu meningkatkan diri kita menjadi versi terbaik kita dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan.
Penelitian Filosofis dan Teologis
Mempelajari argumen filosofis dan teologis dapat memperkaya pemahaman Anda. Gagasan-gagasan seperti Desain Teladan, Kosmologis, dan Moralitas Objektif telah menjadi dasar bagi banyak argumen keberadaan Tuhan. Terkadang Kita tidak mempercayai Tuhan karena kita tidak pernah mencari tahu akan keberadaan tuhan. Cobalah untuk membaca berbagai macam buku filosofi, teologi dan berbagai macam buku lainnya untuk meyakinkan keberadaan tuhan. Bahkan surah pertama yang turun dalam Al Qur'an menyuruh kita untuk membaca, bukan untuk percaya. Artinya tuhan menyuruh kita untuk memahami arti kepercayaan kita terlebih dahulu baru mengimaninya. Dari surah pertama yang turun dalam Al Qur'an, kita bisa tahu bahwa Tuhan tidak pernah menyuruh kita menjadi orang bodoh dan mempercayainya tanpa kejelasan. Tuhan menyuruh kita membaca dan meyakininya melalui apa yang telah kita dapatkan.
Memahami Keindahan Alam Semesta
Melihat keindahan dan kompleksitas alam semesta dapat menimbulkan pertanyaan mendalam tentang penciptanya. Mengamati detail-detail kecil di alam, dari struktur atom hingga kompleksitas ekosistem, dapat menggugah rasa kagum terhadap kebijaksanaan pencipta. Dari keindahan alam semesta dan kekompleks kan alam semesta beserta isinya, tidak mungkin semua ini terjadi secara kebetulan. Dari keindahan alam semesta beserta isinya pasti ada sang pelukis atau sang pencipta yang kejeniusannya tidak bisa kita bandingkan dan pikirkan.
Bersikap Terbuka Terhadap Pertanyaan dan Keraguan
Penting untuk pemahaman terbuka terhadap pertanyaan dan keraguan. Proses memahami keberadaan Tuhan dapat melibatkan perjalanan yang kompleks, dan memberi izin pada diri sendiri untuk melihat serta mencari jawaban adalah bagian penting dari perjalanan spiritual. Terkadang sebagai manusia kita sering kali ragu akan keberadaan tuhan dan sering muncul banyak pertanyaan ketuhanan seperti " kenapa tuhan tidak mengabulkan doaku?kenapa tuhan tidak jelas keberadaannya? Apakah tuhan itu benar benar ada? ". Hal tersebut merupakan hal yang lumrah dipertanyakan, tetapi coba kalian pikirkan kenapa pertanyaan tersebut bisa muncul di pikiran kita?. Pertanyaan tersebut muncul karena tuhan menciptakan kita sebagai makhluk yang berakal, sekali lagi tuhan tidak pernah menyuruh kita untuk mempercayainya tanpa kejelasan, tuhan menyuruh kita untuk mencari tahu alasan kita mempercayainya. Oleh karena itu tuhan menciptakan akal pikiran tersebut untuk mempertanyakan pertanyaan tadi, dan saya yakin jika kalian sendirilah yang harus menjawab pertanyaan tadi. Saya yakin jika kalian dapat menemukan pertanyaan tadi dengan logika dan pikiran kalian sendiri, saya yakin kalian akan dapat mempercayai Tuhan untuk sepenuhnya. Jika kalian memiliki keraguan kepada Tuhan maka tanyakanlah! Dan temukan jawabannya!
Sekian artikel saya kali ini ,saya harap ini dapat menjawab keraguan kalian dan dapat menambah sedikit ilmu kita bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H