Tragedy of The Commons tidak bisa diselesaikan secara ilmiah, maupun kesadaran individu. Harus diadakan kebijakan-kebijakan yang kuat dan pelaksanaannya yang tegas oleh pemerintah dan kesadaran manusia akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem, dimana manusia sendiri merupakan bagian dari komponen biotik didalam sistem tersebut.
Perekonomian Indonesia yang masih sangat bergantung pada sumber daya alam membuka peluang ekonomi berbasis keanekaragaman hayati menjadi penggerak ekonomi utama jika dikelola secara berkelanjutan.
Menilik dari nilai kontribusinya, sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi telah mencapai sekitar 3,95% pada tahun 2018. Sektor tersebut memberikan kontribusi 13,4% terhadap PDB (Q2-2018).
Dalam penerapan bioekonomi sirkular yang tak kalah menarik adalah terkait penggunaan energi terbaharukan dan sustainable fashion.
Sustainable Fashion sorotan yang cukup menarik. Dalam beberapa tahun terakhir, keberlanjutan telah menjadi yang terdepan dalam beberapa refleksi yang paling menggairahkan dibidang fesyen.Â
Rekapitulasi PNBP dari pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar tahun 2018 berdasarkan laporan statistik Ditjen KSDAE, KLHK sebesar 2004,9 Juta rupiah. Penerimaan negara dari hasil penjualan satwa liar ke luar negeri tahun 2018 tercatat sebesar 3,7 trilyun rupiah.
Dari rekapitulasi tersebut, terlihat bahwa merawat keanekaragaman hayati memiliki prospek bioeconomy. Namun yang perlu diantisipasi adalah munculnya tren satwa liar terus jadi sasaran, dari Jual hidup, awetan sampai kerajinan.Â
Potensi bioenergi di Indonesia cukup menjanjikan. Bioenergi kini menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang tengah dikembangkan secara masif di Indonesia, tidak saja karena sumber energinya mudah ditemukan di Indonesia tetapi juga karena variannya yang beraneka ragam. Pemerintah Indonesia mentargetkan kapasitas terpasang pembangkit berbasis bioenergi mencapai 5,5GW pada tahun 2025.
Merujuk pada 3 konvensi global yang mengangkat isu lingkungan yakni konvensi perserikatan bangsa-bangsa untuk memerangi desertifikasi di negara-negara yang mengalami kekeringan serius dan/atau desertifikasi (UNCCD/ United Nation Convention to Combat Desertification), konvensi rangka kerja PBB tentang perubahan iklim (UNFCCC/ United Nations Framework Convention on Climate Change), konvensi keanekaragaman hayati (CBD/Convention on Biological Diversity).
Dari ketiga konvensi ini ada irisan yang bisa menyatukan ketiganya yakni konservasi penggunaan dan pemulihan sumber daya lahan berkelanjutan.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya