Bagian akhir lagu diciptakan bagaikan cooling down pada gerakan senam, dengan memainkan lirik berirama refrain berbahasa Inggris berulang-ulang, dan musik yang cenderung konstan temponya lalu fade di akhir.
Meskipun sebagian besar "Plastic Love" menggunakan lirik berbahasa Jepang, namun dengan dinamisnya melodi yang dibuat sangat apik justru dapat membawa emosi dan melankoli kisahnya tersalur meskipun pendengar belum mengerti bahasa pada liriknya.
Dari terjemahannya, lirik "Plastic Love" sendiri bercerita mengenai seorang gadis kesepian yang tersudut di lantai dansa diskotik dan meratapi kepedihan kisah cintanya terdahulu. Dia menganggap cinta hanyalah permainan, bentuknya bagaikan mainan plastik yang akan ada habisnya dan meninggalkannya dalam kesendirian.
Mariya Takeuchi sendiri merupakan seorang musisi Jepang dari kota Izumo yang telah berkarir sejak tahun 1978.
"Plastic Love" dirilis Takeuchi tahun 1984, diyakini karya ini mendunia dan kembali tenar sejak puluhan tahun lalu karena munculnya vaporwave (dan genre future funk) tahun 2010 lalu. Vaporwave dan para senimannya mencari lagu-lagu pop Jepang dari tahun terdahulu untuk dijadikan acuan komposisi baru mereka, dari sini musik sejenis "Plastic Love" dari Mariya Takeuchi mulai tenar kembali.
Dengan keajaiban algoritma YouTube yang sedemikian rupa, "Plastic Love" menyentuh ketenarannya kembali bahkan mendunia lewat rekomendasi video ke banyak pengguna. Hingga kini, video "Plastic Love" yang diupload oleh channel bernama Plastic Lover pada pertengahan 2017 lalu telah menyentuh 17juta lebih viewers.