Mohon tunggu...
Herda Wibowo
Herda Wibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Instagram : @herdawibowo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelanjutan Viralnya Video Rasisme yang Dilakukan Olvah Alhamid Eks Finalis Puteri Indonesia

9 Desember 2021   23:40 Diperbarui: 9 Desember 2021   23:52 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Model sekaligus mantan Finalis Puteri Indonesia 2015 Olvah Bwefar Alhamid mendapat kecaman dari warganet setelah dirinya mengunggah video di story Instagram yang dinilai rasis kepada warga China. 

Kejadian tersebut bermula saat Olvah Alhamid berada di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta ia melihat banyak warga China yang menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap berjalan diantara kerumunan orang dan secara spontan olvah melontarkan kata-kata yang mengatakan bahwa warga China membawa penyakit.

"Nih orang-orang China semua nih. Mereka takut lho, takut sama kita. Padahal mereka-mereka yang bawa penyakit ke Indonesia, Hey China, China! Hey, ha ho ha ho" kata Olvah Alhamid di Instagram Story. 

Sontak, video tersebut di record oleh netizen dan dibagikan ulang oleh para pengguna media sosial lainnya sehingga tersebar di berbagai platform seperti Instagram, Facebook, Youtube dan Tiktok.

Alasan dibalik ia melontarkan kata-kata tersebut adalah dirinya merasa bingung karena masih banyak WNA (Warga Negara Asing) yang masih saja berdatangan ke Indonesia ditengah kondisi pandemi Covid-19.

Banyak netizen yang mengecam akan tindakan yang telah dilakukan oleh Olvah. Pasalnya, mantan Finalis Puteri Indonesia ini menuliskan “Mari memanusiakan manusia” “Pejuang Stop Rasisme & Diskriminasi” pada bio Instagramnya yang dinilai tidak sejalan dengan sikap nya.

Ig: Olvaholvah
Ig: Olvaholvah

Mengetahui tindakannya jadi sorotan warganet, Olvah langsung mengunggah video klarifikasi di Instagramnya. "Di sini saya hanya ingin mengklarifikasi, mungkin teman-teman sudah pada lihat video viral yang tentang saya di Bandara Soekarno Hatta, dan saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya, sedalam-dalamnya terhadap apa yang saya bilang di video (viral) itu, yang seharusnya tidak saya lakukan," kata Olvah melalui Instagramnya @olvaholvah. "Dan apa pun penjelasan saya di sini tidak membenarkan sikap saya saat itu," lanjut dia. 

Setelah video tersebut diunggah, masih banyak warganet yang menyudutkan akan kesalahan yang dilakukan oleh Olvah.

“ Udah tau berpengalaman di rasisin, tau rasanya gak enak. Tapi melakukan hal yang sama.. semoga ga lagi deh”  kata @botakpasraah. 

"Bisa-bisanya dipilih jadi Putri Indonesia perwakilan Papua Barat. fisik oke, tapi tutur katanya, Ya Tuhan," timpal yang lain.

Menanggapi kasus tersebut, Yayasan Puteri Indonesia pun turut menyayangkan akan tindakan yang dilakukan Olvah tersebut. 

"Dalam hal ini kami sebagai bagian keluarga Puteri Indonesia ikut menyesal dengan apa yang disampaikan oleh Olvah," kata Kepala Departemen Komunikasi Yayasan Puteri, Mega Angkasa. 

"Pada dasarnya, Olvah adalah seorang remaja muda yang berprestasi dan sangat menolak apa yang disebut dengan rasisme. Dan kami bersyukur semua sudah clear. Olvah sudah memberikan klarifikasi untuk minta maaf dan berharap hal ini nggak terjadi lagi untuk waktu ke depannya," sambungnya.

Menanggapi viralnya video Olvah yang semakin menjadi-jadi, mendapat perhatian tegas dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) .

 "Hentikan! Netizen perlu menjadi komunitas pemutus kata. Kalau dampaknya buruk, kita harus secara proaktif menghentikan konten Olvah Hamid sehingga tidak menimbulkan keresahan publik dan pembelahan masyarakat," kata Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Antonius Benny Susetyo, dikutip dari detikcom, Rabu (8/12/2021).

Efek video bernada kebencian suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di negara majemuk seperti Indonesia bisa sangat merusak. Maka, perlu kesadaran dari netizen untuk menjadi 'komunitas pemutus kata', bukan 'komunitas pembiak kata' yang asal share dan forward sembarang konten.

Seperti yang kita ketahui bahwa dampak dari media sosial sangatlah banyak, pertama dan utamanya adalah “jejak digital tidak akan pernah hilang”. untuk itu kita perlu waspada dalam bermedia. Indonesia dengan semboyannya yakni “Bhineka Tunggal Ika” justru seharusnya kita menerapkan sekaligus memperlihatkan rasa toleransi kita akan perbedaan. Guido Rings & Sebastian M Rasinger dalam bukunya mengatakan "Studi telah menunjukkan bahwa dukungan sosial dari warga negara tuan rumah membantu pendatang meningkatkan akulturasi dan integrasi, mengurangi marginalisasi, membangun jaringan dan komunitas profesional dan sosial lokal, dan memperkuat dan menegaskan budaya dan identitas mereka (Nga et al., 2017; Rao & Hemphill, 2016 )".

 Dalam hal ini, Indonesia yang kaya akan perbedaan sudah sepatutnya kita sebagai warga negara harus menumbuhkan rasa nasionalisme serta  rasa toleransi terhadap orang lain. Mengingat Indonesia merupakan destinasi favorit para wisatawan asing, dapat menjadikan Indonesia sebagai cermin yang dapat dibawa oleh para Wisatawan tersebut ketika sudah kembali ke negaranya. Dengan kata lain, apa yang kita lakukan akan menjadi image bagi negara kita terhadap mereka dari negara lain.

Referensi & Daftar Pustaka

Rings, G. & Rasinger, S. (2020). The Cambridge Handbook of Intercultural Communication. University Printing House, Cambridge CB2 8BS, United Kingdom.

Damarjati, D. (2021, December 8). BPIP: Setop Penyebaran Video Olvah Alhamid yang Berbau Rasisme!  Diakses pada 8 Desember 2021, dari https://news.detik.com/berita/d-5846117/bpip-setop-penyebaran-video-olvah-alhamid-yang-berbau-rasisme

Pangesti, R. (2021, December 8). Diduga Rasis ke WNA China, Eks Finalis Puteri Indonesia Olvah Alhamid Dikecam. Diakses pada 8 Desember 2021, dari https://www.suara.com/entertainment/2021/12/08/082340/diduga-rasis-ke-wna-china-eks-puteri-indonesia-olvah-alhamid-dikecam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun