Mohon tunggu...
Sitti Fathimah Herdarina Darsim
Sitti Fathimah Herdarina Darsim Mohon Tunggu... -

a volunteer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cahaya di Langit

18 Oktober 2014   12:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:35 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

—————

Kita tidak pernah lagi bercakap-cakap di twitter, apalagi di sekolah. Kita disibukkan dengan banyak tugas dan ujian di pertengahan semester. Belum lagi ekskul yang sangat padat.

Tapi, diam-diam aku sering melihatmu dari jauh sebelum ekskul dimulai. Aku melihatmu dari jendela perpustakaan di mana aku sering duduk untuk mencari inspirasi tulisan-tulisanku. Melihatmu membawa buku-buku tebal di tangan kiri dan alat-alat laboratorium di tangan kanan, menuju laboratorium fisika. Aku pikir aku mengagumimu.

—————

Aku baru saja tiba di sekolah pagi itu, ketika orang-orang berkumpul di depan papan pengumuman sekolah. Membuatku jadi penasaran ingin melirik sebentar saja.

Cahaya Ramadhani. Namamu selalu menempati posisi teratas setiap kali ada tes seperti ini. Namamu sudah tidak asing lagi. Bagaimana tidak? Jika ada jam-jam pelajaran yang kosong, aku selalu melihatmu duduk di bangku pojok perpustakaan dengan headset merah yang selalu menemanimu.

Nama di bawahnya juga tidak kalah tidak asingnya bagiku. Deru Laut. Dia adalah ketuaku, Ketua MPK di sekolah ini.

—————

Entah sejak kapan aku selalu mencatat hal-hal baru yang aku tahu tentangmu, sekecil apapun itu. Misalnya saja, di PORSENI ini kamu sering sekali memakai baju merah. Aku akhirnya membuat kesimpulan sendiri. bahwa kamu menyukai warna merah.

Kamu tidak seperti biasanya. Di PORSENI ini, rambut panjang yang selalu kamu ikat, sekarang kamu biarkan terjuntai indah. Panjang dan berkilau seperti iklan-iklan shampoo di televisi.

—————

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun